Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tembakan Gas Air Mata Harus Dibayar Mahal, Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Sebabkan 17 Nyawa Anak-anak Melayang, KemenPAA: 7 Dirawat

Septia Gendis - Minggu, 02 Oktober 2022 | 19:42
Kerusuhan suporter di Malang seusai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
SURYAMALANG.COM/Purwanto

Kerusuhan suporter di Malang seusai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

GridHot.ID - Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di ajang Liga 1 2022-2023 memakan banyak korban jiwa.

Suporter turun ke lapangan setelah laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022), berakhir.

Seperti dilansir dari Tribunnews, tindakan suporter Arema itu tak lepas dari kekalahan Singo Edan 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Pihak keamanan kemudian mencoba mengamankan para pemain terlebih dahulu sebelum mengurai massa.

Kemudian, tembakan gas air mata dilontarkan guna mengurai massa yang turun ke lapangan.

Akan tetapi, lontaran gas air mata tersebut harus dibayar mahal.

Suporter mengalami sesak napas dan tak sedikit dari mereka jatuh pingsan.

Lebih buruk lagi, gas air mata tersebut memakan korban yang hingga artikel ini ditayangkan masih terus dikonfirmasi jumlahnya.

Dilansir dari Grid.id, data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPAA) menyebutkan, dari total setidaknya 130 korban meninggal dunia, ada 17 korban diantaranya adalah anak-anak.

Selain itu, dalam data KemenPAA, sebanyak 7 anak luka-luka. antara 12 tahun hingga 17 tahun. Data ini juga masih akan bertambah.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar.

Baca Juga: Pedagang Bersaksi, Pintu Keluar Stadion Masih Tertutup Rapat Saat Kericuhan Terjadi, Begini Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan Usai Laga Arema vs Persebaya Selesai

Nahar juga menyampaikan, pihaknya berupaya menjangkau anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini.

"Iya, ini bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kota Malang sedang melacak data anak-anak yang menjadi korban," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/9/2022).

Menurut dia, hingga saat ini sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.

"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," katanya.

Anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi ini kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun.

Pihaknya masih terus memastikan jumlah anak yang meninggal serta korban luka-luka yang memerlukan perawatan fisik dan psikis lanjutan.

Sebagaiman diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, sebanyak 130 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi berdarah usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya. Ribuan suporter merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Diduga, tembakan gas air mata menjadi salah satu pemicu kerusuhan yang terjadi.

(*)

Source : tribunnews Grid.ID

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x