Laki-laki itu pun menyambut dengan gembira: “Tentu, silakan,”
Selama 3 hari menginap, Abdullah hanya melihat si laki-laki melakukan ibadah yang biasa saja.
Laki-laki itu bahkan tak tak pernah menunaikan ibadah sholat Tahajud di sepertiga malam.
Abdullah bin Amr selalu mendengar laki-laki itu berzikir dan bertakbir saat terjaga dari tidur.
Selain itu, laki-laki itu baru bangun saat waktu sholat subuh tiba.
Laki-laki itu juga tak pernah menjalankan puasa sunnah.
Meski begitu, Abdullah melihat bahwa laki-laki itu hampir tak pernah berbicara dan hanya melontarkan ucapan yang baik.
Saat akan beranjak pulang, Abdullah akhirnya mengakui bahwa dirinya menginap hanya untuk mengetahui amalan yang membuat laki-laki itu menjadi calon penghuni surga.
“Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya.
“Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” jawab laki-laki itu.
Ketika Abdullah berniat keluar dari rumah, laki-laki itu kemudian memanggilnya.