Akibat insiden itu, kata AKBP Cahyo Sukarnito, menyebabkan helikopter Polri yang akan melakukan penarikan personel di Kiwirok batal.
Selain itu karena cuaca juga tidak mendukung.
"Faktor cuaca juga menyebabkan helikopter batal ke Kiwirok," kata AKBP Cahyo Sukarnito.
Sementara itu, dilansir GridHot dari tribun-papua.com, polisi dilaporkan menembak seorang yang diduga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kawasan Bandara Kiwirok, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat (28/10/2022).
Penegakan hukum dilakukan personel Satgas Operasi Damai Cartenz.
Dalam laporan kejadian, personel Satgas yang hendak melakukan pengamanan bandara melihat keberadaan tiga orang yang mencurigakan.
Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo Sukarnito, menyebut satu di antara anggota KKB membawa satu pucuk senjata api laras panjang.
"Tadi pagi anggota melakukan ambus (penyerangan) terhadap tiga anggota KKB. Diduga mereka hendak mengganggu aktivitas personel Polri yang hendak mengirim logistik melalui penerbangan heli," ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurut Cahyo, anggotanya tidak mau mengambil risiko terjadinya gangguan ketika helikopter yang membawa logistik mendarat.
Sehingga mereka berani mengambil tindakan usai memastikan ketiga orang tersebut membawa senjata api.
Ia memastikan satu anggota KKB yang memegang senjata api dilumpuhkan dari jarak jauh.
"Satu orang dari tiga anggota KKB itu jatuh tertembak. Lalu dua orang temannya kabur dan membawa senjata api yang di pegang salah seorang dari mereka yang tertembak," kata Cahyo.
Anggota Satgas Ops Damai Cartenz tidak mengejar dua anggota KKB tersebut karena jaraknya yang jauh dan dapat membahayakan keselamatan personel.
Walau berhasil memukul mundur KKB, Helikopter Polri yang direncanakan masuk ke Kiwirok, tetap tidak dapat mendarat di lokasi tersebut karena kondisi cuaca.
"Tadi pagi memang kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk heli masuk ke Kiwirok," kata dia. (*)
Source | : | Pos-Kupang.com,Tribun-Papua.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar