Dugaan awal oleh pihak Polrestas Magelang, seluruh korban meninggal diduga dibunuh dengan cara diracun.
Agus mengaku semula tidak tahu kalau anak kedua korban, Deo Daffa Syahdilla (22), ikut digelandang oleh polisi usai oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Saya tadi pagi belum tahu, kemudian ada informasi kalau Deo dibawa polisi juga. Kalau aparat bawa seseorang itu berarti sudah ada keyakinan, melalui alat bukti kuat," ungkap Agus.
Agus berujar, pihak keluarga telah menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Polresta Magelang. Dia berharap proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
"Peristiwa ini sudah ditangani pihak berwajib, pelakunya ada. Ini masalah pelanggaran hukum, pasalnya apa, aparat yang tahu, kami serahkan ke pihak berwajib," imbuh Agus.
Sebelumnya dia juga tidak menaruh curiga terhadap gelagat keluarga Abas. Bahkan komunikasi terakhir, Abas meminta bantuan membayar pajak sepeda motornya.
"Dari awal tidak curiga, terakhir minta tolong saya untuk membayarkan pajak motor, STNK-nya masih saya bawa," sebutnya.
Selama ini, kata Agus, keluarga Abas tidak memiliki konflik dengan sesama. Mereka dikenal baik dan aktif di kegiatan masyarakat di tempat tinggalnya. Hanya saja dia sempat mencurigai perilaku Deo belakangan ini.
"Sifat Deo itu sekarang overlap. Setahu saya banyak menghambur-hamburkan uang belakangan ini," ucap Agus.
Sebagai informasi, alhmarhum Abas adalah pensiunan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). Dia purna tugas per 1 Oktober 2022 lalu.
Almarhumah Heri Riyani seorang ibu rumah tangga, sedangkan almarhumah Dea tercatat sebagai karyawan PT KAI di Yogyakarta.(*)