GridHot.ID - Fakta baru soal kasus keluarga yang tewas diracun di Magelang, Jawa Tengah perlahan mulai terungkap.
Diketahui dari TribunManado, dari kejadian ini, polisi mengamankan beberapa barang bukti, seperti sendok dan gelas.
Tak hanya barang bukti, pihak kepolisian juga mengamankan DDS anak kedua dari korban.
Tiga anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak pertama ditemukan tewas di rumah mereka di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang .
Korban satu keluarga itu yakni ayah Abbas Ashar atau A (58), ibu Heri Riyani atau H (54), dan anak perempuan Dhea Choirunnisa atau DK (25) diduga tewas karena diracun oleh anak kedua di keluarga itu, DDS yang masih berusia 17 tahun.
Terduga pelaku, DDS tega meracuni orangtua dan kakaknya sendiri dengan cara menaburkan racun di minuman teh hangat dan es kopi.
Bisa jadi anak kedua di keluarga itu memberi teh sianida dan es kopi sianida untuk menghabisi keluarganya sendiri. Kini kasusnya masih dikembangkan oleh polisi.
Polisi menemukan dua gelas teh dan satu gelas es kopi yang kemungkinan diberi racun untuk dijadikan barang bukti.
Fakta dan kronologis kematian 3 orang dalam satu keluarga yang diduga dibunuh oleh anak kedua di Magelang ini terungkap dari kesaksian asisten rumah tangga (ART) dan pengakuan terduga pelaku.
Terungkap pula fakta bahwa ketiga korban masih semat dilarikan ke rumah sakit setelah sempat dicoba diberi pertolongan oleh ART dan anak kedua korban, yang merupakan terduga pelaku.
Seperti diberitakan SuryaMalang sebelumnya, ketiga korban ditemukan di dalam kamar mandi yang berbeda di dalam rumah pada Senin (28/11/2022).
Belum diketahui secara pasti apakah ketiga korban sudah meninggal dunia saat ditemukan atau masih dalam kondisi tak sadarkan diri di kamar mandi.
Sartinah (47), asisten rumah tangga (ART) di rumah tersebut mengatakan, dirinya mengetahui kejadian itu setelah dihubungi oleh anak kedua korban.
Ia mendapat telepon dari anak kedua korban pada Senin pagi sekitar pukul 07.30 WIB.
Saat tiba di rumah korban, Sartinah mendapati majikannya sudah dalam kondisi tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.
"Saya kan posisinya tidak menginap, terus saya diminta untuk menolong tapi korban pada pingsan semua." ujar Sartinah seperti dikutip dari TribunJogja.com.
"Pingsannya itu di dalam kamar mandi semua," ujarnya.
Sartinah kemudian menolong korban bersama anaknya dan anak kedua korban.
Mereka kemudian menggotong tiga korban ke kasur.
"Ya tadi kayaknya masih napas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat."
"Sempat saya kasih minya kayu putih juga," bebernya.
"Karena, saya juga panik menolong tiga-tiga itu semua. Saya kasih minyak kayu putih semua. Yang dibawa ke rumah sakit duluan itu pak Abas, kedua, anaknya, dan terakhirnya ibunya," urainya.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke pihak berwajib. Petugas yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi.
Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan awal, korban meninggal dunia karena keracunan.
"Dugaan awal korban meninggal karena keracunan, keracunan zat kimia apa kita masih dalam penyelidikan."
"Di mana, ditemukan minuman yakni dua gelas teh dan satu gelas es kopi," kata Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, Senin, dilansir TribunJogja.com.
Sajarod menuturkan, saat ditemukan, ketiga korban berada di dalam kamar mandi yang berbeda.
"Posisinya pada saat meninggal semuanya ada di kamar mandi, karena merasa keracunan jadi mual, dan muntah langsung ke kamar mandi."
"Ditemukan tergeletak di kamar mandi berbeda, kebetulan di dalam rumah ada tiga kamar mandi," jelasnya.
Atas kejadian tersebut, polisi mengamankan DDS, yang tak lain merupakan anak kedua korban A dan H sekaligus adik dari korban DK.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Iqbal Alqudusu, mengatakan DDS telah memberikan keterangan kepada polisi.
Dalam keterangannya itu, DDS mengaku telah menghabisi nyawa orang tua dan kakak perempuannya.
"DDS mengaku melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," ujar Iqbal dalam keterangannya, Senin, seperti dikutip dari Kompas.com.
(*)