"Dan dari kepangkatan situ saja kita bisa melihat rentang kepangkatan itu antara langit dan bumi yang mulia," tambahnya.
Bharada Eliezerberujar, jangankan jenderal yang memerintahkannya, sesama tamtama saja yang beda satu pangkat, ia tak berani menolak.
"Sesama tamtama beda cuma satu pangkat saja sama saya, apa yang dia mau suruh saya jungkir kah, saya jungkir yang mulia. Saya tidak berani menolak," ucap Bharada Eliezer.
"Dia suruh push up misalkan, dia suruh apa, saya pasti lakukan yang mulia, sama-sama tamtama, apalagi ini seorang jenderal yang mulia," tambahnya.
Kemudian Bharada Eliezer juga merasa takut bernasib sama seperti Yosua ditembak mati bila tidak mengikuti perintah Ferdy Sambo (FS).
"Saya merasa takut sama FS yang mulia. Pada saat dia kasih tahu ke saya itu di Saguling yang mulia, pikiran saya akan sama kayak almarhum juga yang mulia," ucap Bharada Eliezer.
"Kalau gak dia mati berarti saya, kira-kira begitu ya," tanya hakim memperjelas.
"Siap yang mulia," pungkas Bharada Eliezer.
Kronologi Detik-Detik Pembunuhan Brigadir J
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 30 November 2022, dalam bacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) saat sidang pertama Ferdy Sambo pada Senin (17/10/2022) lalu, secara detail diuraikan bagaimana detik-detik pembunuhan Brigadir J.
Termasuk dalam hal ini perintah Ferdy Sambo kepada Bharada E yang memaksa agar sang ajudan menembak lebih dahulu ke arah tubuh Yosua.