"Saya terakhir berkomunikasi dengan anak saya pada Sabtu (26/11/2022). Saat itu dia yang menghubungi saya, menanyakan kabar saya," kata Santoso, Jumat (2/12/2022).
Santoso yang khawatir dengan kondisi Bripda Gilang sempat mencoba menghubungi sang putra di hari kontak senjata terjadi.
Namun anak pertamanya itu tak bisa dihubungi.
Lalu Santoso sempat meminta tolong ke Kapolsek Merbau Mataram untuk menghubungi anaknya, karena keduanya memiliki kedekatan emosional.
Saat dihubungi Kapolsek Merbau Mataram, Bripda Gilang lagi-lagi tidak mengangkat teleponnya.
Kemudian Santoso juga sempat meminta kakak angkatan putranya, Deni, untuk menghubungi anaknya. Namun teleponnya tidak diangkat juga.
Hingga pada akhirnya Kapolsek Merbau Mataram mengabarkan kematian sang putra di Papua.
"Rabu (30/11/2022) sekitar pukul 16.30 WIB Pak Kapolsek WA saya mengucapkan yang sabar ya bang, adinda (alm) sedang menuju ke rumah abang," katanya.
Mendengar kabar putranya gugur saat bertugas, Santoso mengaku merasa sangat terpukul.
Kendati demikian, ia tetap merasa bangga karena anaknya berani mempertaruhkan nyawa demi menjaga keamanan.
Sebagai anak pertama, Bripda Gilang semasa hidupnya merupakan sosok kakak yang menjadi panutan bagi adik-adiknya.
Santoso juga mengatakan bahwa putra sulungnya itu selama ini selalu membantu perekonomian keluarga.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun papua |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar