"Nah itu juga bersambung dengan keterangan rekan ini bahwa sebenarnya di jalan juga si Ricky Rizal bercerita kepada Bharada E bahwa dia hendak menabrakkan mobilnya di sebelah kiri. Setelah kejadian diceritakan itu kan. Artinya perencanaan itu sudah jauh," jelasnya.
Perencanaan itu kemudian dibuatkan skenarionya oleh Ferdy Sambo di Jakarta.
"Kemudian sampai di Jakarta juga mereka merencanakan lagi skenario itu di rumah Saguling, kemudian apa yang direncanakan di Saguling itu juga yang diperankan Putri di rumah Duren Tiga. Artinya ini jauh sebelum pembunuhan itu sudah mereka rencanakan dengan sangat baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Bharada E mengungkapkan adanya peristiwa yang mengubah kebiasaan Ferdy Sambo dari tinggal di rumah di Jalan Bangka, Kemang, menjadi tinggal di rumah yang berada di Jalan Saguling.
Dimana ada wanita yang keluar dari rumah Ferdy Sambo di sana, sambil menangis.
Saat melihat Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo marah di rumah Jalan Bangka, Brigadir J meminta ajudan lain tidak ada yang berada di dalam rumah Bangka.
Menurut Bharada E, yang berada di dalam rumah hanya Brigadir J dan Mathius, serta Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Almarhum bilang sama Bang Mathius ‘tidak ada selain kami berdua’. Maksudnya, almarhum sama Bang Mathius yang ada di dalam area rumah," kata Bharada E.
"Semua nunggu di luar, jadi yang di belakang ada Bang Romer, Sadam, Somad ART. Mereka berempat di balakang, lalu ada saya, Alfons sama Farhan jaga di depan," ujarnya lagi.
Selang beberapa jam kemudian, Bharada E mengaku melihat perempuan keluar dari rumah Ferdy Sambo.
Perempuan itu, kata Bharada E, lantas keluar mencari sopirnya dalam keadaan menangis.