Selang 2 jam kemudian, Sofiatun menerima kabar duka, sang suami meninggal.
"Pelukan terakhir sebagai kenangan hangat masih saya rasakan waktu itu malam Jumat dan Jumat 28 juli 2016 menjelang kepergian beliau ke jakarta untuk menjalankan tugas mengajar dan pendadaran mahasiswa UGM di Jakarta bersama Guru Besar-Guru Besar UGM yang berangkat bersama-sama dalam satu pesawat Garuda."
"Kami terpaksa menunda anniversary kami demi tugas dan komitmen beliau dalam tugas-tugasnya."
"Kabar sedih mengejutkan saya, suami sakit terkena serangan jantung di RS Cipto Mangunkusumo sampai saya beli tiket untuk menyusulnya ke Jakarta."
"Namun selang2 jam kemudian berita duka mengabarkan suami meninggal karena serangan jantung," lanjut Sofiatun.
Setelah kepergian sang suami, Sofiatun menjadi single parent bagi keempat anaknya.
Ia pun berharap diberikan kekuatan untuk meneruskan perjuangan sang suami dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
"Kini sekarang saya hidup sebagai single parent bersama 4 putra putri kami."
"Semoga kami diberikan kekuatan meneruskan perjuangan beliau, bisa menjadi ibu yang solehah dan mampu take care dan membesarkan dan mendidik putra-putri kami yang masih sekolah agar bisa menjadi putra putri yang soleh dan solehah dan mandiri dan berbakti kepada orangtua dan bermanfaat bagi agama dan masyarakat dan bangsa," tulisnya.
Kata Sofiatun Gudono Soal Pernikahan Erina
Sofiatun memaparkan tentang kondisi putrinya jelang pernikahan yang tinggal menghitung hari.