"Pertama tanggal 4 Juli, saya tidak tiduran, tetapi duduk selonjoran di sofa karena tidak enak badan," kata Putri Candrawathi saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
Selanjutnya, Putri Candrawathi pun membantah keterangan soal dirinya yang disebut menyuruh Kuat Maruf untuk menyetir mobil yang ditumpanginya dari Magelang menuju ke Jakarta.
"Kemudian, saya baru satu kali disupirin dek Richard ke Magelang. Saya tidak pernah meminta atau memberi perintah kepada Kuat untuk membawa mobil. Saya juga tidak pernah bercakap-cakap perjalanan dari Magelang ke Jakarta. Sebab, saya tidak enak badan," ucap Putri Candrawathi.
Setelah itu, Putri Candrawathi juga menegaskan bahwa selama perjalanan menuju Jakarta, ia dalam kondisi tidak enak badan.
Sehingga tidak pernah melakukan komunikasi untuk mengubah lokasi PCR dari rumah Bangka ke Saguling, termasuk mendengarkan musik dan perintah lainnya.
"Saya tidak pernah mengubah lokasi PCR saat perjalanan Magelang ke Jakarta. Kemudian saya tidak pernah mendengar musik dari hp, karena tidak enak badan. Dan saya tidak pernah meminta dek Richard menaikkan Steyr," ungkap Putri.
Sedangkan perihal keterangan setibanya di Jakarta, Putri juga membantah kesaksian Bharada E yang menyebut jika dirinya berbisik kepada suaminya soal sarung tangan hingga CCTV saat membuat skenario.
Pun soal ajakan isolasi ke rumah dinas di Kompleks Perumahan Polri, Duren Tiga.
"Saya tidak mengetahui keberadaan dek Richard di lantai tiga, kemudian saya tidak pernah membicarakan soal CCTV dan sarung tangan bersama dek Richard dan Pak FS," ucapnya.
"Saya tidak pernah menyampaikan ke-46 dalam mobil saat isolasi, dan saya tidak pernah mengajak dek richard untuk isolasi di 46. Pada saat di 46, kamar saya tertutup dan berganti baju," sambung Putri.
Lebih lanjut, soal pengakuan diberikannya telepon genggam merk Iphone 13 Promax dan disodorkan uang pada 10 Juli 2022 atau 2 hari selepas penembakan, Putri mengaku tidak pernah berada di lokasi tersebut.