Dalam serangkaian pernyataan pers, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengeklaim bahwa ada semakin banyak bukti yang menunjukkan Rusia tengah merencanakan serangan baru yang luas, meski mereka telah menghadapi serangkaian kekalahan di medan perang.
Reznikov berspekulasi bahwa serangan itu mungkin terjadi pada Februari, tepat ketika setengah dari 300.000 tentara yang mengikuti program wajib militer Rusia untuk menyokong perang di Ukraina akan selesai berlatih.
“Bagian kedua dari mobilisasi, sekitar 150.000 (tentara) melakukan persiapan minimal tiga bulan. Itu berarti mereka mencoba untuk memulai gelombang serangan berikutnya mungkin pada Februari, seperti tahun lalu. Itu rencana mereka,” kata Reznikov kepada The Guardian.
“Kremlin sedang mencari solusi baru (untuk) meraih kewenangan," lanjut Reznikov yang juga menduga bahwa Rusia akan memobilisasi lebih banyak warganya.
Sementara itu, The Economist melaporkan bahwa serangan dapat terjadi setelah Januari, namun lebih mungkin pada musim semi.
Prediksi itu bersumber dari Zelensky, Panglima militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Komandan Angkatan Darat Jenderal Oleksandr Syrskyi dalam wawancara mereka baru-baru ini.
"Rusia sedang mempersiapkan sekitar 200.000 tentara baru. Saya yakin mereka akan melakukan serangan lagi di Kyiv," kata Jenderal Zaluzhny.
Zaluzhny menuturkan, Rusia 100 persen sedang bersiap.
"Tugas strategis yang sangat penting bagi Ukraina adalah mempersiapkan cadangan dan mempersiapkan perang, yang mungkin berlangsung pada Februari, paling lambat bulan Maret, dan paling buruk pada akhir Januari," ucap Zaluzhny.
"(Serangan) ini mungkin bukan dimulai di Donbass, tapi ke arah Kyiv, ke arah Belarus, dan saya tidak mengesampingkan arah selatan juga," tuturnya.
(*)