"Sebetulnya karena kepatuhan yang sangat tinggi seperti itu dan ada satu situasi tidak tahu menahu, berada di satu tempat dalam situasi yang seperti itu, ya, sehingga berada di tempat yang keliru ya pak. Pada saat itu demikian," ucap Reni.
"Terima kasih bu, padahal aslinya jujur ya Bu?" tanya Kuat Maruf yang kembali disambut gelak tawa pengunjung sidang.
"Kami tidak bilang bohong ya pak, tidak ada indikasi manipulatif," timpal Reni.
Sebelumnya, Reni menyebut Kuat Ma'ruf memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dan sulit dipengaruhi.
"Jadi pada bapak Kuat Maruf ini tidak dapat disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti, dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," kata Reni.
Di sisi lain, tingkat kecerdasan Kuat Maruf disebut di bawah rata-rata sehingga lambat dalam menerima informasi.
"Kuat Maruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya. Jadi bapak Kuat Maruf lebih lambat dalam memahami informasi," ungkap Reni.
"Saya harus menyampaikan ya pak, mohon maaf. Izin Pak Kuat," tambahnya.
Dalam menyaring informasi, jelas Reni, Kuat Maruf bakal mengandalkan pola-pola yang dipahami.
"Apakah prosesnya akan lama menyaring informasi? Apakah sudah langsung paham?" tanya Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Belum tentu langsung paham, tapi mengandalkan pola yang dia pahami dan kemudian mengandalkan value nilai-nilai moral yang dimiliki. Jadi ini moralnya baik," jawab Reni.
Source | : | TribunJakarta.com,BangkaPOS |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar