Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

KKB Papua Merenggut Banyak Nyawa, Panglima Yudo Margono Sebut TNI Dibutuhkan Masyarakat Papua: Alutsista Selalu Standby!

Akhsan Erido Elezhar - Sabtu, 24 Desember 2022 | 08:00
Meski hingga saat ini KKB Papua masih melancarkan aksi separatis, tetapi daerah itu belum berstatus darurat. Kasus-kasusnya masih kriminal sehingga penindakan oleh polisi. Namun TNI tetap memback up penindakan para pelaku.
Pos-Kupang

Meski hingga saat ini KKB Papua masih melancarkan aksi separatis, tetapi daerah itu belum berstatus darurat. Kasus-kasusnya masih kriminal sehingga penindakan oleh polisi. Namun TNI tetap memback up penindakan para pelaku.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengungkapkan pernyataan tegas terkait tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua alias KKB Papua.

KKB Papuamelancarkan berbagai aksi dan merenggut banyak korban jiwa, belum termasuk korban luka lainnya.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 22 Desember 2022, bahkan hingga saat ini aksi kejam KKB Papua terus saja terjadi sehingga menimbulkan kerawanan, Masyarakat pun gelisah dibuatnya.

Meski faktanya demikian, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan hal yang mengejutkan.

Dia mengatakan, bahwa walau Papua masih dilanda aksi separatis, namun Papua secara umum belum berstatus daerah darurat.

Penindakan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata, tandasnya masih dilakukan oleh aparat kepolisian.

"Saya kira sampai saat ini masih dikategorikan sebagai tindak pidana pelanggaran hukum, kriminal. Masih pada tahap kriminal, sehingga masih kewenangannya Polri," tandasnya.

Akan tetapi, lanjut dia, TNI tetap membantu penegakan hukum pidana di Papua.

"TNI tetap membantu penegakan hukum di Papua," tandas Yudo Margono di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 20 Desember 2022.

Baca Juga: Rizky Billar Pamer Potret Gendong Anak Istri Sekaligus Tenteng 3 Tas, Aktor Ternama Ini Mengomentari, Netizen Tetap Julid

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Strategi Panglima TNI Yudo untuk Atasi Konflik di Papua dan Perbatasan', Yudo mengungkapkan, daerah darurat akan ditentukan oleh Presiden Jokowi.

Kalau keadaan darurat, yang tentukan itu presiden. Saya kira dengan ekskalasi sekarang ini belum (darurat), masih taraf kriminal," tandas Yudo Margono.

Meski demikian, lanjut Yudo Margono, jajarannya tetap melanjutkan operasi teritorial di Papua.

"Teritorial tetap berjalan, tetap kami laksanakan sesuai dengan aparat teritorial di sana, seperti Kodim, Korem, Koramil, dengan kekuatan yang ada. Tentunya kami tetap melaksanakan operasi teritorial di sana," ujarnya.

Kemudian, Yudo mengungkapkan alasan melanjutkan operasi teritorial. Ia menyebut masyarakat Papua sangat membutuhkan dukungan dari TNI.

"Khususnya sekolah-sekolah, katanya banyak guru yang meninggalkan tempat. Ini TNI wajib untuk di sana. Kemudian, angkutan umum yang kurang ya, kami bantu, supaya kegiatan sosial masyarakat tetap berjalan," kata Yudo.

Yudo Margono menambahkan bahwa TNI juga akan menyiapkan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mengantisipasi konflik di daerah perbatasan.

"Kami tidak berharap terjadinya itu (konflik), tapi kami tetap siap antisipasi segala yang terjadi, tentunya kekuatan darat, laut, udara. Kami jaga profesionalisme tadi, kemudian alutsista selalu standby," ujar Yudo.

Selain itu, Yudo Margono juga mengedepankan jalur diplomasi guna mengantisipasi konflik di daerah perbatasan.

Baca Juga: KKB Papua Klaim Tembak 4 Prajurit TNI-Polri, Terungkap Video Mereka Bawa Senjata Laras Panjang Sambil Teriakkan Hal Ini di Medan Perang

"Memang tidak mudah, konflik di perbatasan itu tidak terjadi satu atau dua tahun.

Perbatasan di Natuna itu sudah 14 kali, mulai 1973 tidak selesai.

Artinya, kami tetap melaksanakan kerjasama diplomasi untuk antisipasi terjadinya itu (konflik)," kata eks KSAL ini.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 16 Desember 2022, sementara itu disisi lain, dalam dua minggu terakhir terjadi eskalasi atau peningkatan serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua.

Di bulan Desember 2022 ini serangan KKB telah mengakibatkan 5 warga sipil meninggal dunia.

KKB menyerang polisi dan warga dengan menggunakan senjata api dan bom molotov.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta masyarakat tidak membalas aksi serangan KKB dengan aksi kekerasan.

"Mari kita ini jangan terlalu emosional, jangan terlalu emosi. 'Pak kok tidak dibabat aja, kan gampang aja' bukan begitu caranya mengelola negara. Dibabat salah, tidak dibabat banyak masalah seperti ini," jelasnya dilansir dari YouTube Kompas TV, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya, cara penyelesaian konflik dengan KKB Papua bukan dengan serangan senjata seperti yang mereka lakukan.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2022, Ini Contoh Soal P3K Tenaga Teknis untuk Jabatan Pranata Komputer Ahli Pertama, Lengkap dengan Kunci Jawaban

Ia menjeleskan jika pemerintah tidak takut dengan KKB tapi tidak dapat membalas aksi mereka karena ada nyawa warga Papua yang harus dilindungi.

"Kita ngerem karena ada saran dialog, jeda dulu jangan bertindak. Bukan soal kita takut atau apa, mana takut. Tapi menyelesaikan dengan mengingat setiap nyawa manusia itu berharga," terangnya.

Mahfud berharap konflik dengan KKB dapat segera diselesaikan.

"Tapi mari kita pelan-pelan, kita menyelamatkan satu nyawa manusia itu sangat penting dilakukan," imbuhnya.

(*)

Source :Kompas.comTribunnews.comPos-Kupang.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x