Ilmuwan juga menyebutkan, seseorang mengalami tekanan atau banyak pikiran, maka tubuh menjadi lebih sensitif dan sedikit memproduksi senyawa yang dapat menetralisir asam lambung.
Para peneliti berteori bahwa stres dapat menyebabkan perubahan di otak yang mengubah reseptor rasa sakit, sehingga fisik lebih sensitif terhadap sedikit peningkatan kadar asam.
Stres juga dapat menguras produksi zat yang disebut prostaglandin, yang biasanya melindungi lambung dari efek asam.
Kondisi ini dapat meningkatkan tubuh merasa lebih tidak nyaman ketika asam lambung kambuh.
Sementara itu, stres dan banyak pikiran juga memengaruhi tubuh dalam memicu kontraksi lambung berlebih, meningkatkan produksi asam lambung serta mengganggu keseimbangan mikroba di sistem pencernaan.
Penyebab lain dari naiknya produksi refluks asam itu merupakan kombinasi dari stres ditambah kelelahan.
Untuk mencegah dan mengatasinya, diperlukan untuk mengubah gaya hidup, serta pola pikir yang positif selain menggunakan pengobatan medis.
(*)