Setelah selesai rembukan di penginapan tersebut, keluarga Anjas kembali lagi mendatangi rumah mempelai wanita tersebut dan juga pada saat sampai disana juga ada perangkat desa seperti kades, sekdes, dan juga RT.
Pada saat disana, Anjas diajak bicara oleh kades tempat tersebut untuk menanyakan bagaimana kelanjutan dari acara mereka ini.
Ternyata, Anjas masih bersikeras menjawab untuk membatalkan pernikahannya dengan wanita tersebut.
Mendengar apa yang menjadi keputusan dari Anjas lantas pihak perangkat desa mengajak mereka untuk pergi menemui keluarga wanita.
Saat kembali bertemu calon mempelai wanita, kades menanyakan kelanjutan pernikahan. Mempelai wanita pun menjawab bersedia.
"Setelah anaknya menjawab bersedia, ibunya bilang pernikahan ini masih mau dilanjutkan sampai sah dan jika besok mau bercerai, ya, silakan," sambung Anjas.
Pada saat wartawan TribunSumsel melakukan pantauan ke kediaman, Anjas terlihat sudah mengenakan kutek untuk pernikahan.
"Saya sudah pakai ini (kutek) sejak sebelum berangkat kerumahnya. Saya membuat ini di sini, namun yang saya heran pada saat kami sampai disana dia tidak mengenakan hiasan tangan kutek. Dan saat saya tanya mengapa tidak memakai kata wanita itu karena mau pakai kutek yang berwarna putih," ujar Anjas.
Pada saat masa pacaran yang mereka jalin kurang lebih selama satu tahun itu, mereka hanya bertemu sebanyak 4 kali karena hubungan mereka jarak jauh.
"Dulu pernah juga diajak kerumah ini dan orangnya ya baik, dan kata kakak juga orangnya berakhlak baik," ujar Anjas.
Dirinya bisa dekat dengan wanita tersebut berawal dari Elsa, kakaknya.