Kemudian, Latief diajak seorang sutradara ke Gelanggang Remaja di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk mengasah kemampuan seninya lagi dan terjun di musik.
"Beberapa tahun kemudian ada layar lebar, akhirnya masuk. Di dinas udah ogah ogahan. Saya akhirnya pensiun, terus terjun jadi seniman lagi," ucapnya.
Sejak tahun 1981 hingga saat ini, Latief Sitepu aktif di dunia akting.
Bahkan, ia mengakui sudah membintangi 400 judul baik sinetron stripping hingga layar lebar apapun perannya.
"Cuma saya sadar, saya baru dikenal publik setelah membintangi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series selama 5 tahun jadi Haji Muhidin," ujar Latief Sitepu.
"Begitu terkenal baru sadar, saya biasa aja lah. Ceritanya panjang dan inilah cerita saya di dunia seni peran," sambungnya.
Raih KPID Jakarta Award
Dilansir dari artikel Antara News, Latief Sitepu pernah memperoleh anugerah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta Award pada 15 November 2014 silam.
Latief Sitepu berhasil memperoleh anugerah KPID Jakarta Award setelah menyingkirkan sejumlah aktor beken dan aktor papan atas.
"KPID Awards ini diharapkan dapat memacu kreativitas para insan seni dan pertelevisian untuk makin giat berkarya," kata Ketua KPID DKI, Hamdhani Masil, di Jakarta, kala itu.
Menurutnya dalam ajang ini seluruh lembaga penyiaran di Jakarta dinilai dan mereka bersaing dengan televisi-televisi lokal.
Dari pemenang dalam anugerah KPID Awards ini menujukkan insan-insan TV bersaing menyajikan acara terbaik dan diterima masyarakat.
"Ini merupakan 'KPID Award' yang pertama. Digarap dengan tema lokal Betawi. Acara ini sebagai perwujudan dari lembaga penyiaran untuk mengusung kearifan lokal dalam konten-konten penyiarannya," kata Hamdhani.
Latief menyabet karakter pemeran pria Betawi terbaik dalam sinetron 'Tukang Bubur Naik Haj'. Ia menyingkirkan aktor papan atas Deddy Mizwar di sinetron 'ara Pencari Tuhan' serta aktor komedian Jarwo Kuat dalam sinetron'Jamesbon (jaga mesjid ama kebon)'. (*)
Source | : | ANTARA News,Warta Kota |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar