Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Indonesia Aman dari Cekikan Utang dan Resesi Tahun 2023, Sri Mulyani Bongkar Justru Agenda Politik Pemilu 2024 yang Ancam Gonjang-Ganjing Ekonomi Tanah Air

Angriawan Cahyo Pawenang - Selasa, 10 Januari 2023 | 19:13
Ilustrasi masyarakat Indonesia
Pixabay

Ilustrasi masyarakat Indonesia

Gridhot.ID - Indonesia kini memang sedang bersiaga menghadapi ancaman pergolakan ekonomi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023 ini.

Dikutip Gridhot dari Tribun Pekanbaru, Indonesia diketahui memiliki utang sebanyak Rp7.554,25 triliun per 30 November 2022.

Utang ini mengalami kenaikan dibandingkan pada akhir Oktober lalu yang berada di level 7.496,70 triliun. Artinya dalam sebulan saja, utang pemerintah sudah bertambah Rp 57,55 triliun atau hampir Rp 2 triliun per harinya.

Utang tersebut bertambah cukup signifikan. Sejak awal tahun 2022, utang pemerintah di era Presiden Jokowi terus mencatat rekor, dengan menembus Rp 7.000 triliun dan terus mengalami kenaikan signifikan dari waktu ke waktu.

Melihat angkat tersebut banyak orang kemudian berpikiran tentang kondisi ekonomi Indonesia di masa-masa resesi ini.

Memasuki tahun 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali mengingatkan kondisi ekonomi global yang akan sulit di tahun ini. Ia menyebut, 63 negara saat ini sedang terlilit utang hingga membahayakan kondisi negara tersebut.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, adapun tiga dari puluhan negara tersebut berada di Asia Selatan dan kini sudah menjadi pasien IMF. Yakni Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan. Selain tiga negara itu, negara lainnya yang masuk Asia Selatan adalah Afghanistan, Bhutan, India, Maldives, dan Nepal.

"Diakui di dalam statistik, lebih dari 63 negara di dunia yang dalam utangnya mendekati atau sudah tidak sustainability," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum yang disiarkan secara virtual, Senin (9/1/2023).

"Kalau membaca wawancara bank sentral India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stress debt," tambahnya.

Begitu juga yang terjadi di Mesir dan negara di Timur Tengah lainnya yang merupakan importir minyak. Mereka kesulitan keuangan di tengah tingginya harga minyak dan gas, yang berakibat inflasi atau naiknya biaya hidup masyarakat.

Baca Juga: Tak Perlu Takut Santet dari Orang Jahat, 4 Weton Ini Terlahir Dilindungi oleh Khodam Sakti yang Membuat Makhluk Halus Tak Berani Menyentuh

Sri Mulyani menyampaikan, jika IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya 2,3%. Turun dari proyeksi tahun lalu yang sebesar 3,2%. Lebih buruk lagi, IMF memprediksi 30-40% ekonomi dunia akan mengalami resesi.

Source :Kompas TVTribun Pekanbaru

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x