"Saya harus tegaskan bahwa saya tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi kepada Yosua di tanggal 8 Juli 2022, tetapi dimulai dari proses penyidikan saya seakan-akan dianggap dan dituduh mengetahui perencanaan pembunuhan Yosua baik itu pisau yang dianggap yang saya siapkan dari Magelang, saya dituduh membawa pisau ke Duren Tiga, padahal saya tidak pernah membawa pisau dan tas," ungkap Kuat Maruf.
Lebih lanjut, Kuat Maruf juga membantah bahwa dirinya bersekongkol dengan Ferdy Sambo.
Sebab hingga persidangan hari ini, tidak ada bukti Kuat Maruf bertemu dengan Ferdy Sambo sebelum pembunuhan Brigadir J terlaksana.
"Saya dianggap juga telah sekongkol dengan Ferdy Sambo. Namun berdasarkan hasil persidangan, saya tidak ada satupun saksi maupun video rekaman atau bukti yang menyatakan kalau saya bertemu Ferdy Sambo di Saguling," kata Kuat Maruf.
Dalam pledoinya, Kuat Maruf menumpahkan keresahannya.
Kuat Maruf mengaku syok saat dirinya dituding berselingkuh dengan istri dari bosnya, Putri Candrawathi.
"Apakah karena saya sulit memahami yang ditanyakan kepada saya, maka membuktikan saya ikut merencanakan pembunuhan Yosua? apakah karena saya menjawab tidak sesuai kemauan yang bertanya, maka membuat saya dianggap berbohong ? saya sudah ditahan lima bulan dan selama itu saya dituduh sebagai orang yang ikut merencanakan pembunuhan Yosua. Bahkan di media sosial saya dituduh berselingkuh dengan ibu Putri," imbuh Kuat Maruf.
Perihal tudingan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua, Kuat Maruf membantahnya dengan tegas.
Guna meyakinkan hakim bahwa dirinya tidak mungkin merencanakan pembunuhan Yosua, Kuat Maruf mengurai bukti yang selama ini ia sembunyikan.
Rupanya, Kuat Maruf selama ini menutupi fakta terkait kebaikan hati Yosua.
Baru diungkap hari ini, Kuat Maruf mengakui kebaikan sosok Yosua.