Dikutip dari iflscience, alasan utama di balik ketakutan arkeolog membuka makam Qin Shi Huang karena khawatir penggalian itu dapat merusak makam, sehingga akan menyebabkan kehilangan informasi sejarah yang penting.
Saat ini, hanya teknik arkeologi invasif yang dapat digunakan untuk memasuki makam, namun hal itu berisiko tinggi menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Selain itu, arkeolog juga meyakini, membongkar makam juga bisa mendatangkan bahaya yang jauh lebih buruk dan mematikan.
Dalam sebuah catatan yang ditulis oleh sejarawan China kuno Sima Qian sekitar 100 tahun setelah kematian Qin Shi Huang, dia menjelaskan bahwa makam itu terhubung dengan jebakan yang dirancang untuk membunuh setiap penyusup.
Disebutkan bahwa istana kaisar dan makam itu dipenuhi dengan artefak langka dan harta karun yang luar biasa.
Namun arsitek diperintahkan untuk membuat busur dan anak panah yang disiapkan untuk menembak siapa saja yang memasuki makam.
Bahaya Merkuri
Tak hanya itu, jebakan merkuri yang beracun dan berbahaya juga dapat menjadi ancaman mematikan jika memasuki makam Qin Shi Huang.
Penelitian ilmiah telah mengamati konsentrasi merkuri di sekitar makam dan menemukan tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang mereka harapkan di sebidang tanah pada umumnya.
“Merkuri yang sangat mudah menguap mungkin keluar melalui retakan, yang berkembang dalam struktur dari waktu ke waktu, dan penyelidikan kami mendukung catatan sejarah kuno di makam tersebut, yang diyakini tidak pernah dibuka atau dijarah,” penulis salah satu makalah tahun 2020 menyimpulkan.