Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad mengungkapkan tentang cara menahan amarah yang paling ampuh.
Ustaz Abdul Somad kemudian menceritakan tentang petunjuk dari Rasulullah terkait cara menahan amarah.
Berikut penjelasan lengkap dari Ustaz Abdul Somad.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, marah adalah emosi yang dirasakan oleh manusia.
Marah adalah emosi yang dirasakan ketika sesuatu atau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginan Anda.
Marah bisa dirasakan siapa saja dan merupakan reaksi normal seseorang terhadap suatu kejadian.
Namun, jika emosi ini tidak dikendalikan, ini bisa menjadi masalah antara Anda dengan orang-orang di sekitar Anda.
Selain itu emosi satu ini juga bisa berakibat buruk untuk kesehatan Anda.
Dalam Islam sendiri memang emosi marah perlu dikendalikan dan dikeluarkan secara bijak agar tidak berakhir merugikan orang.
Lalu, bagaimana caranya menahan emosi, begini kata ustaz Abdul Somad dalam isi ceramahnya di kanal youtube, agar bisa menahan emosi atau amarah yang memuncak pada setiap manusia.
Karena amarah memang kerap kali datang tanpa di minta dan di waktu yang tidak diduga. Kalau sudah begini, Anda dituntut untuk tetap tenang sembari menyingkirkan pikiran-pikiran negatif tersebut.
Wajar jika emosi Anda tersulut tiba-tiba usai mendengar kabar yang kurang mengenakkan.Jika Anda sedang merasa senang alias emosi positif, tentu segala aktivitas Anda akan semakin ringan. Berbanding terbalik jika
Anda sedang marah, kalut, dan sedih. Emosi negatif ini akan membuat hari Anda kian buruk dan akhirnya tidak bersemangat.
Dikutip Gridhot dari Bangka Pos, berikut beberapa cara untuk meredam kemarahan, sesuai petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam:
1. Mengubah Posisi
Mengubah posisi. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.” (HR. Abu Dawud).
2. Berwudhu
Kemudian setelah melakukan wudhu maka kerjakanlah salat sunah dengan niat salat hajat agar dihilangkan dari segala amarah.
3. Bersujud
Bersujud, artinya salat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadits dikatakan “Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. Tirmidzi).
Apabila kemarahan itu muncul waktu sedang berdiri maka supaya bisa duduk, kalau sedang duduk berbaring padamkan apinya dengan air wudhu jika tak bisa mengatasinya maka dengan memandikan seluruh badan kita atau berendam di kolam," tegas Ustaz Abdul Somad.
Nabi bersabda "Laisa as syadidu bis shur`ati innama asyadidu man yamliku nafsahu `indal aghodlobi,".
Artinya; " Jagoan itu tidak diukur dari kemampuanya bertarung, tetapi yang sebenarnya jagoan sejati adalah orang yang tetap mampu menguasai dirinya terutama ketika sedang marah". (HR. Muslim)
Memang manusia bisa berpura-pura, tetapi keaslian seseorang akan muncul ketika mengalami keadaan puncak; sangat gembira, sangat sedih, sangat takut, sangat berkuasa, sangat terpojok dan sangat leluasa.
Fenomena yang sering memperlihatkan keaslian seseorang antara lain adalah ketika kehilangan sesuatu, ketika ditinggalkan sesuatu, ketika ditimpa sesuatu.
(*)
Source | : | Kompas.com,bangka pos |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar