GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mengaku menyandera pilot Susi Air.
Tak hanya itu saja, KKB Papua yang diduga dari kelompok Egianus Kogoya itu juga turut membakar pesawat Susi Air.
Belakangan, terungkap jika KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya itu telah membawa kabur GPS Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY.
Melansir tribun-medan.com, Tentara Pembebasan Nasional PapuaeBarat - Operasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM) memberikan tujuh syarat agar pilot pesawat Susi Air dibebaskan.
Tujuh syarat itu disampaikan Egianus Kogoya melalui juru bicara OPM, Sebby Sambom.
Egianus Kogoya mengaku telah membakar pesawat Susi Air dan menyandera Pilot Susi Air, Philips Marthen berusia 37 tahun yang merupakan WNA Selandia Baru.
Pesawat Susi Air dibakar kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan.
Sebanyak lima penumpang telah dibebaskan dan sudah dievakuasi oleh pemerintah Indonesia.
Sementara, pilot Susi Air masih ditawan untuk negosiasi dengan pihak Indonesia, Australia, Selandia baru, dan PBB.
Pesawat Susi Air itu dibakar ketika mendarat di landasan setelah terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
Kabar terbaru, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan seluruh penumpang pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang dibakar sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, sudah bisa dievakuasi.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi," kata Sigit di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Selain itu, Kapolri mengatakan 15 pekerja bangunan yang membangun Puskesmas Paro, Nduga, sejak Sabtu (4/2/2023) juga sudah berhasil dievakuasi.
"Sudah berhasil dievakuasi," ucap Sigit.
Pernyataan Sikap KKB Pimpinan Egianus Kogoya
TPNPB OPM telah mengajukan tujuh syarat agar pilot Susi Air bisa bebas.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
Pihaknya pun memberikan pernyataan sikap dalam aksinya tersebut.
Termasuk soal syarat untuk melepaskan pilot yang disanderanya.
Berikut selengkapnya pernyataan sikap yang dikeluarkan KKB pimpinan Egianus Kogoya:
1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang disetop;
2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm Y.G berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun, oleh TNI, Polri dll di ibu kota Kenyam;
3. Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogoya;
4. TPNPB 36 KODAP se-tanah Papua segera bergerak;
5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka);
6. Sesuai sikap kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa, segala jenis pembangunan di tanah Ndugama kami sudah tolak resmi, apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB;
7. Dan selama ini hampir 1 tahun Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah istirahat sekalian dalam Duka Nasional, dan mulai sekarang kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah mulai lanjut perang sampai Papua merdeka.
Dilansir dari tribunnews.com, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman menduga KKB pimpinan Egianus Kogoya telah membawa kabur GPS Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di kawasan hutan Nduga, Papua.
"GPS pesawat dibawa lari yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya menuju hutan," kata Herman dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Menurut Kepala Kantor SAR Timika, George Mercy, sinyal GPS melacak pilot maskapai Susi Air yang disebut tersandera KKB terpantau menjauh dari pesawat menuju hutan.
Namun belum diketahui kondisi pilot tersebut.
"Terakhir kami dapat bahwa pilot sempat terdeteksi untuk sinyal atau GPS tracking yang dibawa entah dari masyarakat ataupun mungkin pilot yang melakukan pergerakan dari pesawat ke arah hutan yang kurang lebih 1 km," ujar George, Rabu (8/2/2023).
Ia memastikan pihaknya terus berkoordinasi dengan TNI-Polri dalam proses penanganan kasus ini.
"Proses pengambilan data atau proses evaluasi, kami Basarnas berkoordinasi terus dengan pihak TNI-Polri, dalam hal ini Polda Papua maupun dari pihak Kodam Cendrawasih," jelas dia.
Sebelumnya, pesawat Susi Air Pilatus Porter P-4/PK-BVY dibakar di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023) pagi.
Pesawat tersebut membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram.
Saat parkir, pesawat itu dibakar. Captain Philip Merthens dan 5 penumpang disandera oleh KKB.
Evakuasi 15 Pekerja Puskesmas
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengirim pasukannya ke Papua untuk mengevakuasi pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
"Nanti akan kita usahakan evakuasi hari (ini) dan pasukan ke sana," kata Yudo di sela-sela Rapat Pimpinan Polri-TNI, di Hotel Sultan, Rabu (8/2/2023).
Yudo menyebut ada belasan orang yang harus dievakuasi. Namun ia tak merinci identitas mereka.
Ia hanya menyebut belasan orang tersebut terjebak dan dalam pelarian di wilayah yang dikuasai kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya.
"Itu yang 15 orang, sama yang 4 orang yang penumpangnya, ini perlu dievakuasi, ya perlu dibawa keluar dari situ," sambung Yudo.
Informasi terkini, sebanyak 15 pekerja Puskesmas yang sempat diancam oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Nduga Papua akhirnya berhasil dievakuasi ke Timika dengan keadaan selamat.
Ke 15 pekerja puskesmas tersebut dievakuasi oleh personel gabungan TNI-Polri dengan menggunakan helikopter.
Meski 15 pekerja berhasil dievakuasi, namun sang pilot pesawat Susi Air asal Selandia Baru bernama Captain Philips Marthen belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Belum diketahui nasib sang pilot hingga Rabu (8/2/2023) kemarin.
Yudo juga membantah kabar penyanderaan yang menimpa pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Max Marthin oleh kelompok Kogoya.
Ia mengatakan pilot pesawat Susi Air itu sedang melarikan diri pasca insiden pembakaran oleh kelompok OPM di Bandara Distrik Paro, Nduga, Selasa (7/2/2023) kemarin.
"Enggak ada penyanderaan, dia selamatkan diri itu. Ya (keberadaannya) enggak tahu, kita akan cari dan kita evakuasi," jelasnya.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bahwa para korban diamankan oleh KKB di Papua.
"Terkait dengan perkembangan dari pilot dan penumpangnya yang diamankan oleh KKB, saat ini memang sedang dalam pencarian kami, tim gabungan dari operasi damai Cartenz, saat ini sedang melakukan operasi pencarian," kata Sigit di Istana Merdeka, Selasa (7/2/2023).
KKB Papua sendiri juga telah mengakui menyandera pilot pesawat yang bernama Kapten Philips.
Penyanderaan itu disebut merupakan kali kedua dilakukan kelompok tersebut.
Panglima TPNPB Ndugama Bridgen Egianus Kogoya menyebut penyanderaan dilakukan setelah mereka membakar Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Distrik Paro, Nduga.
"Kami TPNPB KODAP III Ndugama-Derakma sudah membakar satu pesawat Jenis Susi Air nomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua," kata Egianus.
TPNPB juga mengaku tak akan melepaskan pilot tersebut hingga beberapa tuntutannya dipenuhi. Di antaranya, meminta penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga dihentikan.(*)