Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Gunung Tempat Persembunyian Terselimuti Kabut Usai Langgar Pamali, Pekerja Puskesmas yang Kabur dari KKB Papua Singgung Kisah Mistis di Pelariannya

Angriawan Cahyo Pawenang - Jumat, 10 Februari 2023 | 16:13
Tim gabungan berhasil mengevakuasi 15 pekerja puskesmas dari Paro, Papua.
Satgas Damai Cartenz

Tim gabungan berhasil mengevakuasi 15 pekerja puskesmas dari Paro, Papua.

Gridhot.ID - KKB Papua dilaporkan mengaku telah membakar pesawat Susi Air di Distrik Paro.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, KKB Papua Egianus Kogoya bahkan mengaku telah menculik pilot pesawat Susi Air.

Hingga kini, pilot pesawat Susi Air yang diduga ditawan KKB Papua masih belum diketahui kondisinya.

TNI dan Polri menerjunkan tim khusus untuk melakukan pencarian.

Sementara itu, kejadian teror tersebut ternyata buntut dari ancaman KKB Papua terhadap 15 pekerja bangunan Puskesmas di Paro.

15 pekerja Puskesmas tersebut langsung kabur dengan cara berjalan kaki melewati gunung.

Hingga akhirnya mereka semua berhasil dievakuasi oleh tim gabungan.

Berikut kisah Zakarias Behuku (32) satu di antara pekerja Puskesmas di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pengunungan, yang dievakuasi TNI-Polri, Selasa (8/2/2023).

Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, kisah Zakarias dimulai saat diancam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) hingga dirinya dan sejumlah pekerja lainnya dua hari harus tingggalkan Distrik Paro.

Dirinya bersama rekan dan warga Paro berjalan kaki pada Senin 7 Februari 2023 menuju Kota Kenyam menyebrangi kali, lembah, dan gunung.

"Kami baru Sampai di Gunung Wea pada Selasa 8 Februari 2023. Disitu istirahat dan melihat pesawat Susi Air datang," kata Zakarias kepada Tribun-Papua.com, Kamis (9/2/2023) di Kantor Polres Mimika.

Baca Juga: Konon Jadi Pertanda Bakal Diserang Penyakit, Simak Arti Kedutan di Kelopak Mata Kiri Menurut Primbon Jawa

Zakarias mengaku tak tahu kalau pesawat Susi Air dibakar KKB karena posisinnya sangat jauh.

"Kami kemudin berjalan ke Gunung Wea (gunung tinggi) untuk mendapatkan jaringan dan berhenti untuk menginap satu malam di kaki Gunung Wea," kisahnya.

Dikatakan, tidak ada makanan dan minuman untuk memuaskan dahaga karena berada di tengah hutan.

"Kami makan mie mentah dan ular yang di bakar seperti bakar batu. Pokoknya apa yang bisa dimakan, kami makan saat itu juga," ujarnya.

Saat di gunung, kata Zakarias, satu rekannya naik ke puncak gunung lalu menelpon Pale Gwijangge (rekannya), Kapolres, dan juga bupati untuk evakausi menggunakan helikopter.

"Teman saya itu naik pukul 14:00 WIT pulang pukul 20:00 WIT. Jaraknya sangat jauh," tuturnya.

Zakarias Behuku (32), di antara satu pekerja Puskesmas Paro, Nduga yang dievakuasi TNI-Polri, Selasa (9/2/2023).
Tribun Papua/Marselinus Labu Lela

Zakarias Behuku (32), di antara satu pekerja Puskesmas Paro, Nduga yang dievakuasi TNI-Polri, Selasa (9/2/2023).

Mereka kemudian bergerak ke puncak Gunung Wea keesokan harinya sekitar pukul 05:00 WIT dan tiba pukul 08:30 WIT.

Di gunung itu, kata Zakarias, mereka menunggu helikopter dari Timika untuk jemput sekitar 1-2 jam dan mengevakuasi secara bertahap.

Kata Zakaria, sesuai informasi masyarakat bahwa gunung tersebut tidak boleh ada orang yang ribut.

"Kalau ribut kabut akan tutup gunung dan pada saat itu kabut tutup sehingga evakuasi terhambat," katanya.

Akhirnya, sebanyak 15 pekerja ini akhirnya dievakuasi dari Kenyam lalu ke Timika, selanjutnya ke RSUD Mimika.

Baca Juga: Simak Arti Kedutan di Bokong Wanita, Primbon Jawa Sudah Ramalkan Bakal Dapat Jodoh, Benarkah?

Usai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Mimika, dirinya dan rekan lain di bawa ke Polres Mimika untuk di interogasi hingga pukul 21:00 WIT.

Kata Zakariazls, awalnya mereka tidak tahu kalau diancam KKB tetapi ada bahasa dari masyarakat lokal setempat agar segera tinggalkan Paro.

Di Paro, 15 pekerja Puskesmas ini tinggal di balai desa dan dilindungi oleh masyarakat setempat.

"Saat di kampung kami juga tidak melihat ada orang pegang senjata," ungkapnya.

Zakarias mengaku, di Paro sudah sekitar 2 bulan lamanya. Hubungan dengan warga sekitar juga baik-baik saja hingga keluar dari Paro juga dikawal warga.

Kepolisian berhasil mendeteksi keberadaan pilot Susi Air bernama Kapten Philips Max Marthin yang sebelumnya hilang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di wilayah Bandara Paro, Nduga, Papua
Istimewa via Kompas.com

Kepolisian berhasil mendeteksi keberadaan pilot Susi Air bernama Kapten Philips Max Marthin yang sebelumnya hilang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di wilayah Bandara Paro, Nduga, Papua

Saat keluar dari Paro mereka dibekali beras, dan super mie. Kalau air minum mereka hanya mengandalkan air hujan.

Kata Zakarias, dirinya dan 14 teman lainnya mengalami tantangan terberat untuk menyelamatkan diri adalah saat naik turun gunung dengan kondisi yang curam.

"Saya trauma dan tidak mau bekerja di area rawan lagi," katanya.

Sebelum bekerja, kata Zakarias, mereka sudah dikumpulkan oleh pendeta dan masyarakat sekitar bahwa, kalau kerja disini tidak boleh jalan.

Menurutnya, selama mereka bekerja, tidak ada teror dari kelompok KKB.

Dikatakan, setelah sampai di Gunung Wea kami lihat masyarakat Paro juga mengungsi terdiri dari anak kecil hingga orang dewasa ke Kenyam.

Baca Juga: Wajahnya Ditutupi Agar Tak Dikenali, Artis Ini Kepergok Jualan Es Pisang Ijo Usai Alami Kerugian Rp 12 Milliar, Intip Kisahnya Sekarang

"Saya mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri karena sudah bantu evakuasi," pungkasnya.

(*)

Source :Kompas.comtribun papua

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x