Bagi orang yang sehat tak perlu iri dengan orang yang sakit karena merasa lebih diringankan.
Buya Yahya pun mengimbau bagi kaum muslimin yang ingin mengetahui hal tersebut secara lebih detail bisa membeli buku fikih bersuci fikih praktis thaharah.
"Jadi tidak merepotkan orang yang sakit sesuai pendapat mazhab Imam Abu Hanifah tersebut, namun bukan berarti mazhab Imam Syafi'i salah, tidak, kemudahan bagi yang sakit," tuturnya.
Buya Yahya menjelaskan Allah bersama orang sakit, hal itu bermakna orang yang sakit membawa rahmat dan berkah.
"Maka dari itu kita disunnahkan, dianjurkan menjenguk orang sakit tentunya dengan catatan sesuai dengan kondisi sakitnya," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Kondisi sakit itu merujuk pada seseorang yang mengidap penyakit tertentu, misalnya menderita penyakit menular yang masih terjadi saat Covid-19 maka sebaiknya tidak menjenguk namun tetap mendoakan dari jauh.
Bagi yang sakit menderita penyakit menular bisa meyakinkan orang-orang sekitar untuk tidak usah datang menjenguk, sehingga kerabat atau keluarga tidak merasa bersalah.
"Namun bagi yang ingin menjenguk orang sakitnya tidak menular atau wajar dan kalau pun menular ada cara-cara agar tidak tertular, Anda bisa berkunjung dan ini sebuah kemuliaan yang luar biasa," tuturnya. (*)