"Bahwa KST menyebar berita ke masyarakat Paro bahwa TNI melancarkan operasi militer dan mengancam masyarakat."
"Semua itu tidak benar, itu adalah upaya provokasi gerombolan KST dan simpatisannya," jelas Danrem 172/PWY.
Mengutip Kompas.com, Kepala Operasi Damai Cartenz mengungkapkan bahwa kondisi warga Paro yang hendak berjalan kaki ke Kenyam sangat memprihatinkan karena mereka tidak membawa bahan makanan.
Padahal Distrik Kenyam berjarak cukup jauh dan biasanya warga Paro membutuhkan waktu hingga 4 hari untuk berjalan kaki ke Kenyam.
Melihat kondisi itu, aparat keamanan memutuskan untuk melakukan evakuasi warga di sekitar Gunung Wae yang menjadi lokasi penjemputan 15 pekerja pembangunan Puskesmas Distrik Paro pada Rabu (8/2/2023) lalu.
"Saat kami melakukan evakuasi para pekerja pembangunan Puskesmas Distrik Paro, menemukan bahwa masyarakat turut mengamankan diri ke arah Kenyam," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani di Mimika, Jumat (10/2/2023).
"Jam 7 tadi kita dropping pasukan untuk melakukan evakuasi, jam 10 tadi rombongan pertama berjumlah 25 orang sudah sampai di Kenyam," kata Faizal.
Dari 25 warga itu, terdapat seorang ibu yang dievakuasi dalam keadaan sakit dan kini sudah menjalani perawatan di Puskesmas Kenyam.
Selain evakuasi warga yang terteror KKB Papua, TNI-Polri kini fokus mencari keberadaan pilot Susi Air yang hilang.
TNI AD telah menambah pasukan untuk operasi pencarian Philips Marthen dan pengamanan di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selain mencari keberadaan Philips Marthen, pasukan TNI juga mengejar KKB Papua yang melakukan pembakaran Pesawat Susi Air.