Gridhot.ID - Personel TNI-Polri mengevakuasi puluhan warga sipil di Distrik Paro, Nduga akibat intimidasi KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menerangkan, para korban intimidasi KKB Papua yang dievakuasi berjumlah 25 orang.
Puluhan warga itu dievakuasi dari Distrik Paro menuju Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga menggunakan 2 helikopter pada Jumat (10/2/2023) siang.
Diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Landasan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023).
Hal ini membuat warga setempat takut dan memilih mengamankan diri ke Kenyam dengan berjalan kaki.
Warga juga takut dengan ancaman KKB Papua terkait tindakan pemboman di wilayah Paro.
Akhirnya warga mengungsi dengan berjalan kaki melewati hutan dan gunung untuk bisa sampai ke Kenyam.
Padahal perjalanan dari Paro ke Kenyam membutuhkan waktu 3 hari dengan berjalan kaki.
"Butuh waktu 2 sampai 3 hari itupun kalau sehat. Tetapi di situ ada anak kecil, ibu-ibu, orang tua, bahkan ada yang sakit sehingga bupati meminta TNI-Polri untuk evakuasi," kata Pangdam, Jumat (10/2/2023).
Sehingga aparat keamanan memberikan bantuan dengan mengevakuasi mereka, terutama anak-anak, wanita dan yang sakit. "Puluhan warga sipil itu diamankan di sekitar Gunung Wea tak jauh dari tempat dievakuasinya 15 pekerja bangunan yang diintimidasi KKB. Helikopter TNI-Polri dikerahkan untuk membantu mengevakuasi warga," katanya.
Pangdam menyatakan apa yang dilakukan aparat keamanan semata-mata demi kemanusiaan. TNI-Polri dalam penanganan kasus di Paro melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan Pemkab Nduga yang bertujuan menyelamatkan nyawa manusia. "Apa yang dilakukan TNI-Polri merupakan operasi kemanusiaan dengan menolong warga yang eksodus dari Paro menuju Kenyam," katanya. Sementara itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelamatan nyawa manusia karena sebelumnya warga harus berjalan kaki dari Paro menuju ke Kenyam.