Sistem evakuasi akan dilakukan secara estafet. Tim evakuasi darat yang sebelumnya telah membangun helipad dengan radius 3 kilometer dari lokasi korban berada.
"Jaraknya ke titik helipad itu cuma 3 kilometer. Jadi sangat memungkinkan evakuasi jalur darat," katanya.
Setelah itu, baru para korban dibawa ke Jambi menggunakan helikopter evakuasi.
Tokoh Adat: Ada Larang Pantang yang Dilanggar
Masih melansir Kompas.com, lokasi mendarat darurat helikopter rombongan Kapolda Jambi di Bukit Tamiai, Kerinci rupanya merupakan wilayah yang jarang ditempuh warga biasa.
Depati Muara Langkap, Mukhri Soni mengungkapkan helikopter tersebut terbang cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin. Namun ternyata sudah terlalu jauh ke kiri.
"Kita tidak mau merintangi evakuasi dan semoga proses evakuasi hari ini berjalan lancar, tapi ada yang terlewatkan dari evakuasi ini," kata Mukhri Soni dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Mukhri Soni mengatakan, yang terlewatkan itu adalah kearifan lokal masyarakat dan larang pantang dalam hutan.
Kondisi darurat disadarinya memang kadang membuat tindakan harus cepat, termasuk menggunakan teknologi GPS, yang memotong jalur sehingga jarak dan waktu perjalanan bisa lebih singkat.
"Ada larang pantang yang dilanggar. Renah Si Hijau dan Gunung Betuah itu terlarang dimasuki sembarang orang," kata Datuk Soni, sapaan Mukhri Soni.
Seharusnya jalur helikopter itu cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin. Namun ini sudah terlalu jauh ke kiri.