"Apa sih susahnya cuek aja, tidak mengucapkan kalimat kotor, tidak mandi, ya mesti itu cuma manager gue aja," ungkapnya.
Saat di atas panggung, Ari merasa penonton penuh ada sekitar 12 ribu orang.
"Jujur gue gak terlalu mikir yang aneh-aneh, gue hanya melihat penonton itu berkelompok dari yang tua sampai yang kecil. Terus mereka seperti menari-nari," imbuhnya.
Namun keanehan mulai Ari rasakan saat selesai acara.
"Stadion di kota bagus yang besar biasanya punya beberapa pintu keluar, antara penonton dan artis pintu keluar dibedakan,"
"Biasanya mobil parkir diluar stadion, ini tidak. Mobil bisa masuk lewat pintu penonton, parkir di samping panggung,"
"Jadi kalau pulang nanti langsung turun panggung, masuk mobil dan harus membelah barisan penonton lewat pintu yang sama," cerita Ari Lasso.
Saat kembang api dinyalakan tanda mengakhiri acara, Ari dan rombongan segera bubar dan naik mobil. Mereka berusaha keluar mendahului penonton.
"Rasa-rasanya penonton masih nonton kembang api dong, akhirnya gue turun panggung, masuk mobil terus keluar di samping lapangan".
"Kok sepi ya? Ini kan gak sampai 5 menit ya, rasanya penonton cuma ada 2000an,"
Namun Ari berusaha berpikir positif bahwa mungkin saja penonton sudah keluar.
"Wah orang sini tertib banget," hibur Ari pada diri sendiri.
Setelah kembali ke hotel, dirasa sudah selesai sang manager memutuskan mandi lantaran kegerahan.
Beberapa menit kemudian, ada yang berteriak minta tolong dari bawah hotel.
Ternyata kepala produksi mereka mengalami kecelakaan saat menyebrang hendak membeli rokok.
"Ditabrak motor tangannya patah, kesialan itu langsung ada," ungkap Ari Lasso.(*)
Source | : | Grid.ID,Tribun Jateng |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar