Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Prajurit Khusus Diterjunkan Demi Bebaskan Pilot Susi Air dari KKB Papua, Panglima TNI Wanti-wanti Anak Buahnya Soal Ini

Desy Kurniasari - Jumat, 10 Maret 2023 | 14:25
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan ilustrasi KKB.
Kolase SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ dan Facebook TPNPB

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan ilustrasi KKB.

GridHot.ID - Sebulan sudah Kapten Philips Mark Mehrtens, pilot Susi Air disandera KKB Papua.

Upaya pembebasan kapten Philips Mark Mehrtens dari tangan KKB Paua pimpinan Egianus Kogoya terus dilakukan tim gabungan TNI-Polri yang sudah sebulan melakukan pencarian.

Mengutip tribun-papua.com, Phillip Mark Mehrtens kini telah genap 1 bulan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Belum diketahui nasib warga negara Selandia Baru tersebut.

Yudo Margono menyatakan, TNI dan Polri masih mampu bekerja untuk menyelamatkan pilot Susi Air itu.

Sekalipun, Selandia Baru mempercayakan proses penyelamatan Phillip Mark Mehrtens kepada aparat Indonesia.

Mereka berharap, Kapten Philip bisa dibebaskan dalam kondisi selamat.

"Dia tetap nyerahin kepada kita, percayakan pada kita. Dia menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan," ujar Yudo Margono saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).

Ia menambahkan TNI pun telah menjelaskan proses penyelamatan pilot Susi Air itu kepada pemerintah Selandia Baru.

Diberitakan sebelumnya, Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengatakan prihatin dan berduka atas pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Ia berharap penyanderaan pilot Susi Air, Captain Phillip Mark Mehrtens, segera berakhir.

Baca Juga: Caper Bos KKB Papua Apen Kobogau, 8 Kali Lepas Tembakan di Bandara Bilorai, Kapolres: Mereka Mau Menunjukkan Eksistensinya

Menurut Susi Pudjiastuti, sudah 22 hari Phillip Mark Mehrtens disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya di Papua.

"Kami tetap berharap dan berdoa agar pilot kita, Saudara Captain Phill Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat," kata Susi Pudjiastuti saat konferensi pers di SA Residence, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).

Ia menyayangkan cara perjuangan KKB.

"Sebagai pribadi, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang, bukan cara yang bijak dan benar," kata Susi Pudjiastuti.

Dilansir dari pos-kupang.com, Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menerjunkan prajurit berkemampuan khusus untuk membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens dari tangan KKB Papua.

Meski yang dikirim adalah prajurit berkemampuan khusus, tetapi apa yang dilakukan di Papua, bukan operasi militer untuk membebaskan pilot dari tawanan Egianus Kogoya.

Proses operasi untuk membebaskan pilot Susi Air itu, kata Panglima TNI, harus mengedepankan kehati-hatian untuk menjaga agar masyarakat sipil tidak terlibat.

"Kalau operasi serentak itu dikhawatirkan penduduk akan kena. Sebab mereka ini (KKB) selalu membaur bersama warga.”

Laksamana Yudo Margono mengatakan hal tersebut seusai upacara gaktib dan yustisi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 8 Maret 2023.

Dikatakannya, hingga saat ini upaya pembebasan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata, masih terus dilakukan.

Upaya pembebasan tawanan itu, dilakukan oleh Tim Gabungan TNI Polri. Dalam sebulan terakhir, upaya tersebut tak pernah kendur.

Baca Juga: Tak Mau TNI Polri Difitnah Lakukan Penyisiran di Daerah Yahukimo, Danrem 172/PWY Beri Ultimatum Ini ke KKB Papua Pimpinan Elkius Kobak

Hanya saja, hasilnya belum optimal, karena yang dikedepankan adalah aspek kehati-hatian. Belum lagi faktor lain, seperti medan yang berat serta sifat KKB yang terus bergerak.

Dikatakannya, KKB Papua selalu berpindah-pindah dan membaur dengan masyarakat sipil yang ada di daerah itu.

Kondisi ini, lanjut Panglima TNI, tentunya menyulitkan aparat untuk mengambil tindakan tegas. Oleh karena itu publik diminta untuk bersabar.

Dikatakannya, pencarian pilot Susi Air selama ini bukan dilakukan dengan operasi militer, melainkan operasi penegakan hukum.

Makanya, hasil yang diperoleh belum maksimal. Apalagi medan Papua demikian berat, sementara komuniasi yang dibangun pun terhalang oleh sulitnya jaringan telekomunikasi.

“Kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara pembebasan ini. Jadi ya harus sabar. Menyelesaikan masalah ini tidak bisa langsung “des” (selesai). Ini bukan operasi militer. Ingat, ini bukan operasi militer,” tandas Yudo.

Dia juga menyebutkan, TNI memiliki kemampuan khusus. Selain itu TNI juga punya alutsista yang bisa digunakan untuk menguasai keadaan.

“TNI punya prajurit berkemampuan khusus, juga punya alutsista yang bisa menyelesaikan ini secara cepat. Tapi pilihannya tidak begitu. Ingat, ini adalah operasi penegakan hukum, sehingga tetap mengedepankan hukum,” ujarnya.

Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari 2023.

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).

Sebenarnya, Phillips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.

Baca Juga: Panglima TNI Ogah Gegabah Selamatkan Pilot Susi Air dari KKB Papua, Yudo Margono Khawatirkan Hal Ini Jika Langsung Serbu

Namun belakangan ini diketahui bahwa kelima penumpang yang merupakan Orang Asli Papua (OAP) telah kembali ke rumah masing-masing.

Sedangkan Philips Mark Merthens, hingga kini masih ditangan penyandera.

Kelompok teroris tersebut senantiasa membawa pilot tersebut kemana mereka pergi.

Faktor inilah yang mengakibatkan proses pembebasannya belum membuahkan hasil.

Sebab sampai sekarang korban masih di tangan KKB Papua (*)

Source :Pos-Kupang.comTribun-Papua.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x