“Maka berpotensi terjadi awan panas sejauh 7 kilometer arah barat daya, kemudian ke arah selatan tenggara maksimal 5 kilometer,” tuturnya.
Perkiraan jarak luncuran awan panas guguran tersebut berdasarkan pemodelan dari volume kubah lava sekitar 3 juta meter kubik di tengah kawah, dan sekitar 1,7 juta meter kubik di kubah barat daya.
Agus menjelaskan, kubah lava yang ada di barat daya berada di tempat yang miring sehingga terjadi runtuhan.
“Barat daya ini menempati tempat yang miring, sehingga ini benar-benar tidak stabil," ujarnya.
"Jadi mendapat pengaruh dari dalam atau pun tidak, ini bisa runtuh secara tiba-tiba. Tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan,” lanjutnya.
Agus juga mengungkapkan, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/3/2023) merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Meski demikian, BPPTKG memastikan status Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga.
(*)