Berdasarkan informasi yang diperoleh, lanjut dia, kedua orang tersebut sebelum diberangkatkan oleh pihak agensi dijanjikan satu unit rumah, ditempatkan kerja di Dubai, dan gaji yang menggiurkan.
"Namun setelah mereka diberangkatkan, bukannya di kirimkan ke Dubai, ibu dan anak itu malah dipekerjakan di Suriah, bahkan tidak digaji.
Selain itu mereka juga baru mengetahui bahwa mereka baru diberangkatkan secara ilegal oleh pihak agensi," katanya.
Ali menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melalukan kordinasi dengan Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Cianjur, dinas dan intasi terkait untuk membantu kepulangan dua warga Cianjur tersebut.
"Pemerintah harus bertanggung jawab untuk mempulangkan warga Cianjur yang terjebak di negara konflik tersebut.
Karena pemerintah hingga ini masih belum bisa menertibkan agensi yang sering memberangkatkan PMI secara ilegal," katanya.
Untuk diketahui, Suriah kini sedang dilanda konflik perang saudara.
Konflik yang berlangsung di Suriah ini antara golongan pemberontak pro-demokrasi dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Aksi yang dimulai sebagai protes tanpa kekerasan pada 2011, berkembang menjadi perang besar-besaran yang berlangsung lebih dari satu dekade.
Sejak pertempuran dimulai, lebih dari 500.000 orang telah tewas, lebih dari 1 juta orang terluka, dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi.
Meski disebut perang saudara, konflik yang telah menghancurkan beberapa kota di Suriah ini juga melibatkan beberapa negara dan organisasi teroris.