Mencium Tangan Suami Sebelum Berangkat Kerja, Tradisi Indonesia yang Bawa Keberkahan Luar Biasa dalam Rumah Tangga, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Gridhot.ID - Rumah tangga yang harmonis dan penuh keberkahan merupakan impian setiap pasangan yang menikah.

Di Indonesia, terdapat sebuah tradisi yang dianggap mampu memberikan keberkahan dalam rumah tangga, yaitu mencium tangan suami saat berangkat kerja.

Mencium tangan suami sebelum berangkat kerja adalah salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan yang diberikan istri kepada suaminya.

Tradisi ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain di Asia seperti India, Pakistan, dan Bangladesh.

Namun, di Indonesia, tradisi mencium tangan suami saat berangkat kerja mempunyai makna yang lebih dalam.

Selain sebagai tanda penghormatan, tradisi ini juga dianggap mampu membawa keberkahan dalam rumah tangga.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan "berkat datang dari tangan yang dikecup".

Dikutip Gridhot dari sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Kompas.com pada 9 Mei 2022, dijelaskan bahwa tradisi mencium tangan suami saat berangkat kerja dapat memberikan keberkahan dalam rumah tangga.

Kehadiran keberkahan ini dapat membawa dampak positif bagi hubungan suami istri dan keharmonisan dalam keluarga.

Tradisi ini memang terdengar sederhana, tetapi jika dilakukan dengan ikhlas dan penuh keikhlasan, maka keberkahan yang luar biasa dapat dirasakan.

Pasangan suami istri yang melaksanakan tradisi ini dengan konsisten dan tulus, dapat memperkuat ikatan cinta dan saling pengertian di antara keduanya.

Baca Juga: Beda Reaksi Mimi Bayuh dan Raffi Ahmad usai Diterpa Gosip Perselingkuhan, Suami Nagita Salvina Tetap Umbar Momen Bersama Keluarga

Tidak hanya itu, tradisi mencium tangan suami saat berangkat kerja juga dapat membawa dampak positif dalam kehidupan sosial.

Pasangan yang mempraktikkan tradisi ini dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar, terutama bagi pasangan yang baru menikah atau sedang mempersiapkan pernikahan.

Dikutip Gridhot dari Bangka POS, hal tersebut juga disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad saat ceramah.

Video tersebut dibagikan di kanal YouTube Ustaz Abdul Somad Official yang diunggah pada 12 Maret 2021 lalu.

"Bagaimana menghormati tradisi orang di daerah itu.

Sama halnya dengan mencium tangan, nah sesuai kesepakatan hampir di seluruh dunia mencium tangan itu adalah sebuah penghormatan," kata Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad mengatakan, mencium tangan merupakan hal yang mulia dan hal telah disepakati hampir diseluruh dunia.

"Jadi ketika seorang istri terbiasa mencium tangan suami maka terus lakukan lah.

Karena apabila kebiasaan ini tidak dilakukan lagi bisa jadi hatinya akan mengalami perubahan untuk menerima respon," kata Ustaz Abdul Somad.

"Hampir sepakat di seluruh Indonesia bahwa mencium tangan itu merupakan sebuah bentuk kemuliaan," ucap Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa mencium tangan itu harus berdasarkan kemuliaanya tidak boleh karena jabatannya.

Baca Juga: Syabda Perkasa Belawa Tewas dalam Kecelakaan Maut, Ingin Takziah Nenek yang Wafat di Sragen, Begini Kronologinya

"Tak boleh mencium tangan orang karena jabatannya. Harusnya ini dilakukan karena kemuliaannya, ilmunya," katanya.

"Suami dicium tangannya karena dia pemimpin," tegas Ustadz Abdul Somad.

Contoh lain untuk memuliakan suami dalam be rumah tangga adalah dengan mempersiapkan sarapan.

Sepele namun sangat berpengaruh dalam keharmonisan rumah tangga.

"Kemudian juga tentang masalah sarapan. Misal suami wajib masuk kerja jam 7.30, tak ada alasan untuk tak masak sarapan," kata Ustaz Abdul Somad.

"Kita belajar agama untuk mencari kebenaran bukan menjadikan agama sebagai pembenaran terhadap kekeliruan kita," tutup Ustaz Abdul Somad.

Tradisi mencium tangan suami saat berangkat kerja bukan hanya sekadar ritual yang dilakukan tanpa makna.

Lebih dari itu, tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan mampu memberikan keberkahan dalam rumah tangga.

Oleh karena itu, jika Anda ingin merasakan keberkahan dalam rumah tangga, tidak ada salahnya untuk mencoba melaksanakan tradisi ini dengan tulus dan ikhlas.

(*)