KKB melancarkan sejumlah penembakan terhadap warga sipil dan petugas keamanan di wilayah pegunungan, seperti di Intan Jaya, Puncak, Yahukimo hingga Kabupaten Nduga.
Selain membantai tukang ojek dan warga sipil, KKB juga merusak objek vital seperti membakar tower telekomunikasi, menembak pesawat serta mengganggu aktivitas di bandar udara Dekai Yahukimo.
Bahkan membakar pesawat sekaligus menyandera pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Tokoh Adat Papua asal Sentani, Yanto Eluay, menyebut kekerasan yang dilakukan KKB Papua sudah pantas dikategorikan pelanggaran HAM berat.
"Ini sudah tentu pelanggaran HAM, karena korban yang berjatuhan oleh aksi KKB sudah sangat banyak. Bahkan aksi kekerasan yang dilakukan sudah tidak lagi memandang bulu," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima Tribun-Papua.com, Senin (20/3/2023).
Untuk itu, Yanto Eluay menyerukan agar para pegiat HAM tak tinggal diam. Apalagi absen dalam sejumlah kasus penembakan yang menewaskan warga sipil.
“Jangan nanti ketika ada tindakan tegas dan terukur dari aparat keamanan yang bertujuan untuk menjaga situasi Kamtibmas lalu mau digoreng sebagai isu pelanggaran HAM, barulah pemerhati HAM mau berbicara, saya rasa itu sangat keliru," sindirnya.
KKB Papua Berulah di 3 Wilayah
Diketahui, KKB berulah di Kabupaten Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, serta di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, penanganan KKB di tiga kabupaten di Papua Pegunungan dan Papua Tengah terus dilakukan.
Aparat mempertebal pasukan di Yahukimo dan melakukan patroli berskala tinggi di wilayah lainnya.
Source | : | Kompas.com,Tribun-Papua.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar