Kinderfest di Jerman pada awal 1700an disebut juga sebagai awal mula tradisi tiup lilin saat ulang tahun.
Lilin yang dinyalakan kemudian diletakkan di atas kue disebut sebagai lambang cahaya kehidupan.
Lalu bagaimana pandangan Ustaz Abdul Somad soal itup lilin saat ulang tahun? Berikut penjelasan dari Ustad Abdul Somad.
Dikutip Gridhot dari Tribun Batam, Ustaz Abdul Somad menuturkan kebiasaan merayakan ulang tahun dengan berdoa kepada api, adalah perbuatan Majusi.
Menurutnya, Majusi agama tua, nama nabinya Zoroaster, tempatnya di Iran, masih ada api abadi.
"Bersyukur dihari kelahiran boleh, ada dalilnya. Nabi ketika ditanya kenapa berpuasa pada hari ini Ya Rasulullah, lalu jawab Rasulullah, hari ini aku lahir, boleh bersyukur pada hari kelahiran, tanggal kelahiran, atas nikmat umur, muhasabah diri, ke rumah anak yatim membawa nasi bungkus," ujarnya.
Ia mengatakan, merayakan ulang tahun boleh saja tapi tidak dengan cara ikut Majusi, karena siapa yang ikut tradisi suatu kaum, dia bagian dari kaum itu. Nanti diakhirat akan dibangkitkan dengan orang diikutkan itu.
"Jangan terkejut nanti ketika dibangkitkan diakhirat, tengok sebelah kanan Jet Li, kiri Cu Yun Fa, depan Jackie Chan, ketika bertanya kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjawab karena kau ikut mereka meniup lilin," pungkasnya.
(*)