"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," ujarnya, Selasa (4/4/2023), dikutip dari Tribun Jateng.
Mbah Slamet diketahui membunuh korbannya menggunakan racun. Korban tak mengetahui bahwa minuman dari Mbah Slamet diberi racun.
Lima menit usai menenggak minuman itu, korban meninggal. Setelah memastikan korban tewas, tersangka lantas mengubur jenazah korban.
"Kalau belum mati enggak berani ngubur," ucapnya.
Mbah Slamet mengaku melakukan aksinya seorang diri.
Dia mengeksekusi korban di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Di sana,Mbah Slamet bermodus menjalankan ritual supaya penggandaan uang berhasil. Maka, dia turut mengajak korban.
"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," ungkapnya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka dan korban menuju tempat ritual menggunakan kendaraan.
"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," tuturnya, Selasa.
Begitu korban tewas, Mbah Slamet baru menggali tanah untuk mengubur korban.