Bahkan dalam pesan teks yang dikirim, Paryanto menyinggung mengenai umur pendek dan meminta keluarganya untuk mencari jika tak juga kembali hingga Minggu (28/3/2023).
Fakta ini dikonfirmasi oleh Heri Purnama Tanjung kuasa hukum keluarga korban yang mengatakan Paryanto sempat meminta pertolongan pada keluarganya.
"Sebelum dibunuh itu ada pesan 'Tolong jemput saya, saya sudah tidak berdaya', itu pada Rabu malam," ujar Heri.
"Dan dibunuhnya itu hari Kamis malam."
Ditemui di kesempatan berbeda, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan isi detail pesan teks korban.
Pada anaknya, Paryanto ternyata sempat mengirimkan share location lewat Whatsapp hingga kemudian tak bisa dihubungi lagi.
"Korban pada hari Rabu 22 Maret 2023 sempat menghubungi anaknya yang berisi memberitahukan posisi keberadaan korban dengan mengirimkan Share lokasi saat itu di Desa Balun Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara," ungkap Hendri dikutip TribunJabar.com, Selasa (4/4/2023).
"Selain itu juga sempat mengirimkan pesan whatsapp yang isinya 'Takut ayah mati ini Share Los Pak Slamet' dan pesan berisi 'Ini di rumah Slamet. Btw jaga-jaga kalau umur ayah pendek'."
"Sejak hari Kamis 23 Maret 2023, korban sudah tidak dapat dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaan korban," tandasnya.
Dalam voice note, korban juga mengaku takut setelah mengalami kejadian di hutan.