Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Pasangan suami istri ( pasutri ) asal Pesawaran Lampung yang bekerja sebagai perajin tapis menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pasutri tersebut hilang sejak 2021 dan baru ditemukan setelah kekejian Mbah Slamet terbongkar.
Niat korban mendapat keuntungan malah harus kehilangan nyawa.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnewsmaker, 9 April 2023, kurang lebih dua tahun pasutri asal Pesawaran tersebut pamit ke keluarganya untuk pergi bekerja, sejak 2021 silam.
Jenazah pasutri ini telah dibawa pulang ke rumah duka di Desa Tanjung Rejo, Pesawaran Lampung.
Atas tewasnya pasutri ini tetangga merasa kehilangan.
Tetangga kenang Irsad dan istri sebagai perajin tapis yang ulet dan baik.
Hal tersebut disampaikan oleh Tukidi, warga Dusun Simbaretno, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon yang merupakan tetangga Irsad pada Sabtu (8/4/2023).
Tukidi mengatakan, dirinya mengenal betul almarhum Irsad sebagai perajin terkenal di Desa Tanjung Rejo, juga di Kabupaten Pesawaran.
Bahkan, Irsad penah membuat dan memberikan peci tapis buatannya kepada masyarakat setempat.
“Yang saya pakai ini merupakan peci tapis buatannya,” ucap Tukidi.
Tukidi menyebut, sosok Irsad adalah pengusaha yang tekun dalam merintis usaha.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunLampung, 8 April 2023, bahkan, Irsad memiliki usaha sendiri di rumah dengan membuka kursus dan pelatihan membuat tapis.
Sebelum kepergiannya, Irsad telah membuat bangunan yang nanti menjadi rumah produksi untuk membuat tapis.
Bangunan tersebut belum selesai, dan berhenti dibangun pada tahun 2021.
“Masih belum selesai, tinggal pasang rolling door dan perlengkapan lainnya,” tutur Tukidi.
Saat itu Tukidi memaparkan, usaha produksi tapis Irsad sudah mulai maju.
Bahkan Irsad telah memiliki beberapa pekerja yang membantu usahanya tersebut.
“Bangunan yang berada di depan rumahnya kini telah terbengkalai dan tidak dilanjutkan pembangunannya,” jelasnya.
“Padahal itu akan dipakai untuk jadi tempat kerjanya,” imbuh Tukidi.
Dan pada akhirnya pembangunan produksi tapis terhenti sejak Irsad dan istri pergi merantau ke Jawa di tahun 2021.
Tukidi mengatakan, Irsad dan istri adalah sosok yang ramah.
Dikatakannya, almarhum Irsad adalah sosok yang mudah berinteraksi dengan lingkungan.
“Bahkan jadi pribadi yang relegius,” kata dia.
Dengan peristiwa yang menimpa tetangganya tersebut menjadi cerminan bagi dirinya serta masyarakat lainnya.
Untuk tidak melakukan hal serupa, yakni percaya dengan hal-hal di luar nalar.
“Saya tidak menyangka dengan kepergian orang sebaik dia,” pungkasnya.
Baca Juga: Muntah di Mobil Saat Mudik Apakah Puasa Batal? Ustaz Abdul Somad Beri Penjelasan Lengkap
Kedua Pasutri Sudah Lama Kenal
Kedua pasang pasutri korban keganasan Slamet Tohari sang dukun pengganda uang merupakan sahabat dekat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).
Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.
“Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana,” kata Pratomo.
Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.
“Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang,” ucap Pratomo.
Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.
“Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak,” katanya.
“Atau bisa juga perantara itu merupakan seorang korban,” jelas dia.
(*)