"Rambut istri saya sampai beserak bahkan sampai ditunjangnya.
Karena perempuan itu narik istri saya keluar dari mobil," ungkap dia.
Kasus itu kemudian dilaporkan ke Polsek Medan Timur, Polrestrabes Medan dengan pelapor bernama Maya Sylivia.
Penjelasan pihak rumah sakit
Sementara itu Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin mengatakan bahwa FP mengaku tidak memukul Maya Sylvia.
"Menurut pengakuannya (FP) tidak ada. Pengakuan dia ya, kita kan tidak melihat. Pengakuan (FP) kita tanya, tidak ada pemukulan.
Cuma dia (FP) memang berusaha membuka pintu mobil itu," ujar Edison kepada wartawan di RSUD Pirngadi.
Sebelumnya Edison juga mengatakan cekcok antara koas dan pengemudi mobil dipicu masalah parkir.
"Begini, itu kan kejadian di areal Pirngadi. Tadi sudah kita langsung panggil koas-nya, mendengar keterangan kenapa kejadiannya begitu.
Pertama menurut pengakuannya, dia klakson bolak balik enggak sabar, sempat dia keluar," ujar Edison
"Kata koas itu sebenarnya ibu itu juga kasar, bicara cuma enggak ada yang merekam. 'Waktu itu aku (bicara) kasar direkamnya'," ujar Edison menirukan ucapan mahasiswa koas tersebut.
Edison mengatakan, mahasiswa itu sudah enam bulan menjalani praktik koas di RSUD Pirngadi.
Seharusnya sebagai calon dokter, koas tersebut bisa lebih sabar lagi.
Terkait persoalan ini, RSUD Pirngadi pihaknya akan menjatuhkan sanksi etik kepada yang bersangkutan.
Bentuk sanksinya masih akan dirapatkan dengan petinggi rumah sakit maupun institusi tempatnya belajar.
Edison juga menegaskan bahwa peristiwa ini tidak berkaitan dengan fungsi pelayanan di RSUD Pirngadi, seperti yang banyak beredar di media sosial.
Kapolsek Medan Timur Kompol Rona Tambunan membenarkan laporan tersebut.
Namun dia belum merinci bentuk penganiayaan yang dialami Maya Sylvia dan masih melakukan penyelidikan.
"Benar (laporannya), kasusnya sedang dalam penanganan kita," ujar Rona kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (11/4/2023). (*)
Source | : | Wartakotalive.com,TribunJateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar