Gridhot.ID - Dua bulan lebih pilot Susi Air, kapten Philip Mark Merthens disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, pihak KKB Papua Egianus Kogoya memang sempat melakukan komunikasi untuk negosiasi dengan TNI Polri.
Namun permintaan Egianus Kogoya tak bisa dipenuhi karena pertimbangan jangka panjangnya yang bisa membahayakan masyarakat.
Pasalnya, Egianus Kogoya meminta senjata sebagai syarat untuk membebaskan pilot Susi Air.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono pun mengakui tak mau melakukan penyerangan frontal ke KKB Papua agar tidak ada masyarakat yang menjadi korban.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, TNI melakukan pencarian langsung terhadap pilot Susi Air yang disandera KKB itu.
TNI mengaku telah menemukan lokasi pilot Susi Air disandera. Nahas, dalam penyergapan tersebut, seorang prajurit TNI tewas hingga lima orang lainnya belum diketahui nasibnya.
Lokasi diketahui
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memaparkan kronologi soal peristiwa prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna yang diserang KKB saat operasi pencarian pilot Susi Air, di mana mereka mendekati lokasinya.
Penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.
Julius mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi ketika Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.
Baca Juga: 5 Arti Kedutan di Pinggul, Salah Satunya Pertanda Akan Dapat Untung
“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir mendekati posisi dari para penyandera (KKB), kemudian ada serangan dari mereka (kelompok kriminal bersenjata),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
1 prajurit tewas, 5 hilang
Namun, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan mengungkapkan, terdapat satu prajurit yang terkonfirmasi tewas usai ditembaki KKB saat operasi pencarian pilot Susi Air tersebut.
Adapun prajurit yang tewas adalah Pratu Miftahul Arifin yang merupakan prajurit dari Kostrad.
Bambang mengatakan, Arifin gugur tertembak KKB saat sedang melakukan penyergapan.
"Tadi siang terakhir saya komunikasi dengan yang di lapangan, kepastian yang gugur itu satu orang. Itu Pratu Arifin," ujar Bambang saat ditemui di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (17/4/2023).
Bambang mengungkapkan, terdapat empat prajurit yang sudah kembali ke posnya masing-masing setelah adanya penyerangan itu. Keempat prajurit ini kembali dalam keadaan sehat.
Sementara itu, masih ada lima prajurit lain yang belum kembali ke posnya. Bahkan, tidak diketahui kondisi mereka saat ini.
"Sampai siang tadi masih dilakukan pencarian. Tinggal lima yang terakhir," katanya.
Bambang belum bisa memastikan kondisi kelima prajurit yang belum kembali tersebut.
Hasa saja, yang terkonfirmasi meninggal sejauh ini baru satu prajurit, yakni Pratu Arifin.
Baca Juga: 5 Weton yang Ditakdirkan Punya Rezeki Besar, Mereka Akan Tetap Kaya Raya meski Utang Melilitnya
Bambang lantas berharap lima prajurit ini akan segera kembali ke posnya.
"Kita belum bisa memastikan. Tetapi, kalau lihat kasus sebelumnya yang empat orang yang sudah kembali itu, kan kemarin dispekulasikan bahwa, 'ah mungkin yang empat sudah (gugur)'. Tapi ternyata tidak," kata Bambang.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun papua |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar