Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Warga Cianjur dihebohkan dengan penemuan jasad wanita di area jembatan di Kampung Ciparay, Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur pada Minggu (21/4/2023).
Korban yang diketahui bernama Ria Puspita rupanya tewaskarena dibunuh sang kekasih berinisial AG (17).
Mulanya korban mendatangi pelaku lantaran meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel Tribunnewsmaker, 26 April 2023, namun korban malah mendapat perlakukan biadab dari AG.
Korban yang diketahui sebagai siswi SMK asal kampung Ciparay, RT03/RW05, Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur itu pun tewas dihabisi AG.
"Jasad korban ditemukan di dekat area jembatan, sekitar pukul 21.30 WIB Minggu (21/4/2023) setelah dilakukan pencarian oleh keluarga dan kerabatnya," kata Kapolsek Sukanagara AKP Tio, Senin (24/4/2023).
Petugas langsung mengevakuasi jasad korban ke RSUD Cianjur.
"Kita masih lakukan pengembangan dan penyelidikan terkait kasus ini. Jasad korban masih di kamar mayat RSUD Cianjur," katanya.
Dibunuh Sang Pacar
Dikutip Gridhot.ID dari artikel TribunnewsBogor.com, 26 April 2023,Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan, setelah melakukan proses penyedilikan dan pemeriksaan sejumlah saksi, kini pelaku AG berhasil ditangkap.
Baca Juga: Rahasia Weton Kaya Raya yang Perlu Diketahui, Simak Baik-baik!
"Pelaku AG (17) berhasil diamankan petugas Polsek Sukanagara dan Satreskrim Polres Cianjur. Pelaku diamankan di sebuah rumah di Kampung Tangkil, Desa Pasirbaru, Kecamatan Pagelaran sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari tadi," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (24/4/2023).
Tak hanya itu, pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan oleh AG untuk menghabisi nyawa kekasihnya.
"Barang bukti tersebut diantaranya yaitu, satu unit mobil jenis Mitsubishi SS dengan nomer polisi F8906 WF warna hitam dan satu telepon genggam milik korban," kata dia.
Pelaku ogah bertanggung jawab
Pelaku AG rupanya ogah bertanggung jawab atas janin yang dikandung sang kekasih.
AKBP Aszhari menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan, kejadian pembunuhan berawal ketika korban meminta bertemu dengan pelaku.
Saat itu, mereka membicarakan soal kehamilan korban dan meminta pertanggungjawaban pelaku.
Korban dan pelaku bertemu sekitar pukul 16.30 WIB pada Minggu (23/4/2023) di perkebunan teh kawasan Cianjur, Jawa Barat.
Keduanya sempat adu mulut karena pelaku tidak mengakui anak dalam kandungan korban sebagai darah dagingnya.
Pelaku meyakini kehamilan korban merupakan perbuatan pria lain.
"Pria lain itu diduga sering menelponnya melalui private number," kata AKBP Aszhari.
Selain itu, ia mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, korban sempat berpamitan untuk menemui kekasihnya untuk menyelesaikan permasalahan.
"Korban sempat berpamitan untuk menemui pacarnya dengan alasan untuk menyelesaikan dan meminta pertanggungjawaban atas ke hamilannya," katanya.
Jasad dibuang ke jembatan
AKBP Aszhari menjelaskan, pembunuhan terjadi setelah tidak ada titik temu dalam obrolan korban dengan pelaku.
Akhirnya, saat itu korban beranjak untuk pulang ke rumahnya.
Namun tiba-tiba dalam jarak beberapa meter pelaku langsung mencekik korban.
"Pelaku langsung mengambil seutas tali yang ada di mobilnya dan langsung mencekik leher korban sehingga korban langsung pingsan tidak sadarkan diri," ucapnya.
Ia menambahkan, setelah korban tidak sadarkan diri, pelaku langsung membawanya ke dalam mobil bak.
Setelah berjarak beberapa ratus meter dari titik pertama, pelaku kemudian melempar jasad korban ke bawah jembatan.
"Korban ditemukan pada pukul 21.30 setelah dilakukan pencarian oleh beberapa saksi selanjutnya bersama-sama petugas dievakuasi dan dibawa Puskesmas Sukanagara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Dikatakan AKBP Aszhari, saat ini jasad korban masih dilakukan pemeriksaan di rumah sakit.
"Jasad korban masih berada di RSUD Cianjur untuk dilakukan pemeriksaan," katanya.
Baca Juga: 3 Weton yang Nasib dan Peruntungannya Luar Biasa Bagus, Konon Cepat Kaya tapi Sulit Bangkrut
(*)