Keresahan itu juga memicu keributan antara gerombolan KKB Papua dengan masyarakat di kampung.
"Membuat resah masyarakat di kampung Sambili, Kampung Kusage dan Kampung Mamba Bawah, maka terjadi keributan antara gerombolan KST dengan masyarakat kampung," tuturnya.
Bahkan mereka mengusir dan berusaha melawan KKB Papua yang selama ini sering mengancam dan menjadikan warga sipil sebagai tameng.
"Masyarakat mengusir dan berusaha melawan gerombolan KST yang selama ini menjadikan masyarakat sebagai tameng dan sering mengancam masyarakat," kata Herman.
Pada hari Senin (24/4/2023), lanjut Herman, anggota KKB Papua kembali melakukan penyerangan dan penembakan, kali ini terhadap personel Brimob Polri di Kampung Bilogai, Kabupaten Intan Jaya.
Saat terjadi penyerangan, aparat keamanan langsung melakukan siaga mengantisipasi serangan KKB Papua.
Warga di Kampung Bilogai juga berkumpul membawa busur dan panah untuk berupaya mengusir KKB Papua.
"Aparat TNI dari Satgas Yonif 305/Tkr yang berada di sekitar wilayah Intan Jaya dan mendengar kejadian itu melakukan siaga mengantisipasi terjadi serangan gerombolan KST."
"Akibat serangan gerombolan KST, masyarakat Kampung Bilogai, Kabupaten Intan Jaya berkumpul membawa busur dan panah untuk berupaya mengusir gerombolan KST," tambahnya.
Hal yang sama, kata Herman, juga dilakukan oleh unsur Forkopimda Intan Jaya yang menegaskan sepakat untuk melawan KKB Papua karena meresahkan dan membuat situasi tidak aman.
Seperti diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya masih menyandera pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru, Philips Marthen.
Meski sudah melakukan berbagai negosiasi, nyatanya belum membuahkan hasil yang tepat dan tidak beresiko panjang.
Bahkan dalam operasi pembebasan pilot Susi Air, lima prajurit TNI gugur akibat ditembaki KKB Papua saat sedang mendekati posisi penyandera Philips Marthen di Nduga.
(*)
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar