Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ekspedisi itu mengaku, sebelumnya ia berupaya menyelamatkan cucu perempuannya itu dengan membawanya ke pondok pesantren.
Dodik ingin menyelamatkan Z dari orang tuanya yang kerap bertengkar. Menurutnya, Afan dan istrinya sering bertengkar hebat, terutama karena masalah ekonomi.
Akibat pertengkaran itu, Z pun menjadi korban. Dodik dan Yani pun berinisiatif untuk membawa cucu mereka ke pondok pesantren.
"Biar tidak tambah depresi melihat kelakuan orang tuanya sering bertengkar masalah ekonomi," ungkap Dodik.
Akan tetapi, kata dia, Z yang baru saja keluar dari pondok pesantren dan sempat tinggal bersamanya, kemudian dijemput oleh anak dan menantunya. Ternyata, hari itu adalah hari terakhir Dodik dan Yani melihat cucu mereka.
Kini Dodik hanya bisa meratapi jenazah cucunya yang telah meregang nyawa. Ia tak henti-hentinya mengutuk dan mengumpat anak dan menantunya yang dia nilai sudah kehilangan akal.
Dodik bahkan menyebut bahwa anak dan menantunya itu merupakan pecandu narkoba.
"Pasangan gila, dua-duanya suka pakai narkoba," kata Dodik dengan nada kesal.
Di sisi lain, Yani beberapa kali memukuli kakinya sendiri sebagai tanda betapa ia kehilangan Z.
Yani dan Dodik pun senada, ingin agar tersangka dihukum mati. Kini Afan telah mendekam di balik penjara. Sementara itu, istrinya masih belum diketahui keberadaannya.
(*)
Source | : | tribunnews,Kompas TV |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar