Pria kelahiran Bondowoso, Jawa Timur, 11 April 1941, ini menyelesaikan studi kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Di kampus yang sama, ia menyelesaikan pendidikan Ahli Bedah dan mendapat gelar SpB.
Kemudian ia meraih gelar Master of Health Administration (MHA) saat kuliah di New South Wales University, Sydney, Australia.
Jenjang karir Achmad Sujudi terbilang "paripurna". Setelah menyelesaikan studi dokternya, ia pun mengawali karir bidang kesehatan sebagai dokter umum di Pulau Buru, sebuah kawasan yang menjadi tempat tahanan G-30S/PKI.
Setelah itu, ia diterima sebagai dokter di RS Persahabatan Jakarta pada tahun 1973. Sambil kerja di rumah sakit tersebut, ia melanjutkan pendidikannya dengan pendidikan ahli bedah di almamaternya UI dan lulus pada tahun 1980.
Ia kemudian menjadi ahli bedah di rumah sakit tersebut.
Kemudian, ia ditunjuk sebagai Kepala Rumah Sakit Daerah di Bengkulu.
Dilansir dari laman KlikDokter, Achmad Sujudi membawa banyak perubahan positif yang menuai berbagai pujian saat memimpin RSD Lampung.
Selama 14 tahun melaksanakan kewajibannya di Bengkulu, rumah sakit tersebut kemudian dapat bersaing dengan rumah sakit swasta.
Tangan dingin Achmad Sujudi berlanjut saat menjadi Direktur RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta.
Langkah Achmad Sujudi di kementerian dimulai saat ia ditugaskan oleh Menkes di era BJ Habibie menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1998-1999). Ia melaksanakan Program Kontrasepsi Mantap.