"Sudah disampaikan beberapa pejabat yang (terindikasi) terlibat ini kita akan tegakkan hukum," kata Fakhiri dikutip dari Kompas.com, Minggu (30/4/2023).
"Kami akan menyasar siapa pun baik masyarakat maupun pejabat di instansi pemerintah yang mendukung aktivitas Egianus, tentunya akan kita tegakkan hukum," lanjutnya.
Sebelumnya, Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, 7 Februari 2023.
Egianus Kogoya kemudian menyandera pilot dari pesawat Susi Air, yaitu Kapten Philips Marthen (37) yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Setelah Satgas Damai Cartenz masuk ke Distrik Paro pada 14 Februari 2023, dipastikan Egianus Kogoya dan kelompoknya sudah tidak berada di lokasi.
Selain itu, wilayah Distrik Paro sudah dalam keadaan kosong karena warganya mengungsi ke Distrik Kenyam.
Kapolda Papua sempat menyebut, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.
Kemudian Egianus Kogoya diketahui sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya pada akhir Februari 2023.
Di lokasi itu, Egianus Kogoya diduga membunuh seorang anak kepala kampung karena ayahnya tidak mau memberi bahan makanan yang diminta KKB Papua.
(*)