GridHot.ID - Terkuakisi rumah mewah Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Isi rumah mewah Megawati Soekarnoputri itu diketahuidari unggahan di akun Instagram @jokowi pada Jumat (28/05/2023).
Di unggahan itu, Presiden Jokowi tampak melakukan halal bihalal seraya silaturahmi ke rumah Megawati.
Presiden Jokowi tampak ditemani oleh istrinya, Iriana Jokowi.
Jokowi terlihat memakai baju batik, sedangkan Iriana memakai busana warna ungu.
Keduanya terlihat duduk di ruang tamu rumah Megawati.
"Silaturahmi dengan Ibu Megawati Soekarnoputri di kediaman beliau di Jakarta, siang tadi,"tulis akun Instagram @jokowi.
Melihat unggahan Jokowi itu, banyak netizen yang salah fokus dengan rumah Megawati.
Pasalnya, rumah Megawati itu jarang tersorot publik.
Di foto itu, rumah Megawati cukup mewah dengan cat berwarna putih.
Beberapa hiasan uniktampak digantung di dinding rumah.
Tampak pula koleksi guci dan benda-benda dari keramik.
Koleksi guci diletakkan di beberapan sudut rumah, salah satunya di dekat jendela.
Selain itu, Megawati sendiri tampaknya senang dengan furnitur berbahan kayu.
Buktinya, banyak benda dari kayu di rumah mewahnya mulai dari kotak tisu, hiasan lampu, lukisan, dan lain-lain.
Netizen pun memberikan beragam respon usai melihat rumah Megawati itu. Tampak ada netizen yang menoroti bunga-bunga serupa sesajen di meja pojok.
"Tidak ada tanda tanda lebaran," tulis salah seorang netizen.
"Kayak ada bunga2 sesajen di meja pojok," tulis netizen lain.
"Saya tidak menemukan toples konghuan dan jelly atau permenyupi," tulis netizen lainnya lagi.
Sosok Megawati Soekarnoputri di Kancah Politik
Melansir Kompas.com, Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.
Dia sosok presiden perempuan pertama RI, dan masih menjadi satu-satunya presiden perempuan sejak Indonesia merdeka hingga saat ini.
Masuknya Megawati ke kancah politik telah mengingkari kesepakatan keluarganya.
Karena trauma politik di masa sebelumnya, putra-putri Soekarno pernah bersepakat untuk tidak terjun ke bidang politik.
Sebelum bergabung ke partai, Megawati beserta suaminya Taufiq Kiemas adalah pengelola SPBU di Jakarta.
Masuknya Megawati ke partai politik bermula dari pertemuannya dengan Sabam Sirait sekitar tahun 1980, saat tak satu pun keluarga Soekarno tampil di dunia politik.
Awalnya Megawati menolak untuk bergabung ke partai, namun Sabam kemudian membujuk Megawati melalui suaminya.
Hingga pada 1987, Megawati dan adiknya, Guruh Soekarnoputra, masuk dalam daftar calon anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Kala itu, Megawati dianggap sebagai pendatang baru di kancah politik. Namun, ia lantas tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI.
Upaya Megawati saat itu berhasil. Suara untuk PDI naik, Megawati pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR.
Pada 1993, Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI melalui Kongres di Surabaya.
Namun, terjadi konflik internal. Soerjadi yang sebelumnya menjabat Ketua Umum PDI tidak mau kalah.
Soerjadi dan kelompoknya lantas membuat kongres PDI di Medan.
Dari situ disepakati bahwa Soerjadi menjadi Ketua Umum PDI terhitung sejak 22 Juni 1996.
Di sisi lain, Megawati tak mau kalah. Ia menyatakan tidak mengakui Kongres Medan dan menegaskan bahwa dirinya adalah Ketua Umum PDI yang sah.
Dualisme kepemimpinan pun tak terhindarkan. Konflik ini berujung bentrok antara masing-masing pendukung di Kantor DPP PDI pada 27 Juli 1966, yang lantas disebut sebagai peristiwa Kudatuli.
Namun demikian, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997.
Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI pimpinan Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan.
Singkat cerita, partai politik berlambang banteng itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih 30 persen suara. Megawati pun terus menuju puncak kariernya.
Pada 23 Juli 2001, MPR secara aklamasi menempatkannya sebagai Presiden ke-5 RI menggantikan Gus Dur. Kala itu, presiden belum menggunakan sistem pemilihan langsung, melainkan dipilih oleh MPR.
Setelah menuntaskan masa tugasnya sebagai orang nomor satu di Indonesia pada 20 Oktober 2003, Megawati menjajal peruntungannya di Pilpres 2004 berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
Namun, ia dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla yang tak lain adalah dua menteri Mega di Kabinet Gotong Royong.
Tak menyerah, Mega kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2009.
Namun, lagi-lagi ia dikalahkan oleh SBY yang menggandeng Boediono.
Kini, Megawati masih duduk di tahta tertinggi PDI-P sebagai ketua umum. Sejumlah jabatan lain juga diemban Mega seperti Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), hingga Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
(*)