Masuknya Megawati ke kancah politik telah mengingkari kesepakatan keluarganya.
Karena trauma politik di masa sebelumnya, putra-putri Soekarno pernah bersepakat untuk tidak terjun ke bidang politik.
Sebelum bergabung ke partai, Megawati beserta suaminya Taufiq Kiemas adalah pengelola SPBU di Jakarta.
Masuknya Megawati ke partai politik bermula dari pertemuannya dengan Sabam Sirait sekitar tahun 1980, saat tak satu pun keluarga Soekarno tampil di dunia politik.
Awalnya Megawati menolak untuk bergabung ke partai, namun Sabam kemudian membujuk Megawati melalui suaminya.
Hingga pada 1987, Megawati dan adiknya, Guruh Soekarnoputra, masuk dalam daftar calon anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Kala itu, Megawati dianggap sebagai pendatang baru di kancah politik. Namun, ia lantas tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI.
Upaya Megawati saat itu berhasil. Suara untuk PDI naik, Megawati pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR.
Pada 1993, Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI melalui Kongres di Surabaya.
Namun, terjadi konflik internal. Soerjadi yang sebelumnya menjabat Ketua Umum PDI tidak mau kalah.
Soerjadi dan kelompoknya lantas membuat kongres PDI di Medan.