"Saya pulang bawa motor milik korban," ujarnya.
Husen melarikan diri ke Banjarnegara, tepatnya di rumah temannya bernama Feri pada Sabtu (6/5/2023) sekira pukul 20.00 WIB tanpa sepengetahuan temannya bahwa dirinya telah membunuh seseorang.
"Saya ngumpet di rumah Feri ditangkap polisi di tempat itu. Saya tidak melakukan perlawanan apapun ke polisi," ujarnya.
Alasan Membunuh
Husen mengaku alasan ia membunuh bosnya itu lantaran sakit hati karena sering dimaki dan dipukuli oleh korban usai melakukan kesalahan kecil seperti salah pesanan jumlah galon maupun ada kerusakan pada mesin galon.
"Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli," katanya.
Husen mengaku dipukuli dengan tangan kosong di bagian mata, pelipis, dan dada.
Pemukulan itu, kata Husen, sering dilakukan setelah dua minggu bekerja di tempat korban.
"Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi," jelasnya.
Husen sebelumnya diketahui bekerja di Warmindo dan baru bekerja di tempat korban satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.
Ia bisa bekerja di tempat korban karena mengaku saat di Warmindo sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.
"Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban. Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu," ungkapnya.
Husen menyebut, hendak kabur dari tempat kerja korban juga susah karena KTP ditahan.
"Korban sempat pula mengancam bila saya keluar dari kerjaan saya yang dihabisi, saya mau dibunuh," ujarnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar