"Kendalanya ini tersangka cukup lihai," ucap Bismo.
Bukan tanpa penyebab, keahlian Tukul melarikan diri ternyata dipengaruhi oleh masa lalunya yang kelam.
Sebelum membacok Arya Saputra sampai meninggal dunia di Simpang Pomad, Tukul rupanya merupakan seorang residivis.
Meski masih berusia muda, Tukul pernah terlibat beberapa kasus kejahatan, mulai dari penjambretan hingga pencurian.
Bahkan Tukul pernah merasakan penjara.
"Sebelumnya memang dia pernah terlibat kejahatan jambret, pencurian di wilayah Bogor Kabupaten," kata Bismo.
"Kemudian ditahan di Polres, kemudian teruskan di Lapas, melakukan kejahatan ini," imbuhnya.
Bismo lalu menjelaskan saat Tukul tahu dirinya menjadi buronan polisi, remaja tersebut langsung melarikan diri ke beberapa wilayah.
Mulai dari Jakarta hingga Yogykarta.
"Mendengar dia buron dan dicari, ia lalu melarikan diri Bogor kota, Cianjur, kemudian Jakarta, lalu ke Yogkarta," ujar Bismo.
"Dia berusaha menghilangkan jejak," imbuhnya.