Ia tak menampik, bahwa istana milik anaknya itu bisa terbangun bak istana hasil kerja keras anaknya.
Terlebih, profesi anaknya jauh dari kata elit, yakni hanya berjualan siomay atau batagor.
"Anak saya jualan batagor di Yogyakarta, baru kemarin berangkat setelah munggahan itu dia balik, tapi kemarin baru berangkat lagi jualan. Pulang satu bulan sekali."
"Rumah ini pyur hasil kerja keras anak saya berjualan batagor di Yogyakarta, anak saya ngumpulin."
"Ngumpulin sambil bangun rumah selama 7 tahun, atau dari anak saya kerja selama 7 tahun juga," ucapnya.
Diceritakan Siti, bahwa anaknya di perantauan sendiri hanya berjualan siomay dengan cara mangkal dan hanya memiliki satu gerobak.
Jauh sebelum pandemi Covid-19, pria empat anak itu memiliki dua anak buah dengan tiga gerobaknya.
"Anak saya di sana (Yogyakarta) jualan batagor dengan mangkal, dulu mah ada tiga gerobak sebelum pandemi, sekarang cuma satu," jelas dia.
(*)