GridHot.ID - Kisah Siti, TKW asal Karawang, Jawa Barat merawat anak majikan disabilitas memang belakangan viral.
Jadi pengasuh Xiao Wang alias Sha Wang sejak 2013, Siti tak ragu untuk membawa anak majikannya itu ke Indonesia di tahun 2019.
Hal itu lantaran Siti tak tega dengan sikap ibu kandung yang pernah menyuntik mati Sha Wang.
Melansir Tribunbengkulu.com, Siti yang rawat anak majikan bernama Xiao Huang akhirnya membeberkan wajah kakak Xiao Huang.
Seperti diketahui, selama 4 tahun Xiao Huang di Indonesia, kakak Xiao Huang tidak pernah sekalipun memberi kabar ataupun menanyakan kabar sang adik.
Siti juga menceritakan jika ketika dia dan Xiao Huang ke Indonesia, kaka Xiao Huang inilah orang yang mengantar sang adiknya dan tinggal di indonesia selama satu minggu kemudian kembali ke Taiwan.
Baru-baru ini melalui akun Instagram pribadi Siti, Siti membagikan foto wajah kakak Xiao Huang.
Foto yang dibagikan Siti melalui akun TikTok pribadinya itu terlihat kala itu Xiao Huang bersama dengan kakaknya.
Xiao Huang sedang duduk di kursi roda sementara sang kakak berdiri tepat di belakang Xiao Huang dengan mengenakan celana jeans, menyandang tas berwarna biru.
"Inilah bukti kalau saya bawa Titi ke Indonesia bersama kakaknya...Saya tidak berdua dnegan Titi ya Allah tak sengaja saya menemukan poto ini, makasih yang udah selalu mendoakan saya dan titi," tulis caption Siti dalam foto yang diunggahnya di akun TikTok @queen03___78.
Dilansir dari tribunnewsbogor.com, majikan Taiwan diduga menggaji Siti Aisah, mantan TKI di Taiwan, menggunakan uang subsidi anak disabilitas dari pemerintah.
Setelah majikan Taiwan meninggal, diduga uang subsidi anak disabilitas tersebut kini dikuasai ibu Siau Huang.
Muncul dugaan bahwa ibu Siau Haung (26) menerima uang subsidi anak disabilitas dari pemerintah Taiwan.
Namun meski menerima uang subsidi dari Pemerintah Taiwan, namun tak diberikan pada Siau Huang yang kini dirawat mantan TKI Siti Aisah.
Faisal Soh menerangkan bahwa uang subsidi dari Pemerintah Taiwan untuk penyandang disabilitas ini terbilang tinggi.
"Uang subsidi untuk Siau Huang sangat tinggi," kata Faisal Soh saat dihubungi TribunnewsBogor.com.
Faisal Soh menduga, uang yang dikirim ayah Siau Huang pada Siti Aisah berasal dari subsidi Pemerintah Taiwan.
"Nah jujur, saya duga papahnya Siau Huang selama ini mengirim ke Siti itu uang subsidi dari pemerintah," katanya.
Sampai pada akhirnya ayah Siau Huang meninggal dunia dua tahun silam, uang subsidi tersebut sudah tak dikirim lagi pada Siti.
"Akhirnya sampai meninggal macetlah uang subsidi, otomatis uang jatuh ke pihak istri atau mamah," kata Faisal Soh.
Ia menyarankan untuk mencaritahu apakah benar ibu Siau Huang menerima uang subsidi, tapi tidak disampaikan pada anaknya.
"Sebenarnya kalau mau kita ulik apa benar uang subsidi Siau Huang sudah masuk rekening ibunya namun tidak diteruskan ke anaknya," kata Faisal Soh.
Baca Juga: Siti Pegang Bukti Pamungkas, TKI Taiwan Bongkar Wasiat Ayah Sha Wang: Ada Cap Resmi Bos Majikan
Faisal bercerita memiliki saudara di Taiwan yang mengalami cacat karena kecelakaan pun menerima subsidi dari pemerintah.
"Saudara saya dalam kategori berat, satu bulan 28 ribu NT atau sekitar Rp 13- Rp 14 juta. Siau Huang sangat berat, berarti di atasnya lagi," kata Faisal Soh.
Namun begitu nominal uang yang diterima Siti selama dua tahun awal merawat anak majikan Taiwan justru di bawah itu.
Menurutnya, berdasar pengakuan Siti, menerima uang berkisar Rp 5 juta per bulannya.
"Nah selama ini diterima siti di bawah angka subsidi ini," kata Faisal.
Selama menjadi TKI di Taiwan, Siti Aisah 6 tahun merawat Siau Huang.
Faisal Soh menduga, ayah Siau Huang menggunakan dana subsidi untuk keperluan sehari-hari anaknya dan membayar gaji Siti Aisah.
Sebab ayah Siau Huang sendiri bekerja sebagai satpam perumahan.
"6 tahun di Taiwan terima ( subsidi), tapi papahnya selalu tanggunga jawab, dia ngasih perawat, kasih biaya juga untuk popok, susu. Makanya 6 tahun kan lancar aja," kata Faisal Soh.
Ia bercerita, kebiasaan warga Taiwan yang memiliki anak disabilitas akan dititip ke panti asuhan.
"Karena panti harganya sekitar subsidi tapi lebih tinggi sedikit," kata Faisal.
Karena itu pula banyak warga yang memilih membayar TKI untuk merawat anak disabilitas.
"Kalau gaji TKI ya minimal setiap hari bisa ketemu, kalau panti kan gak bisa dan harganya, kalau TKI gajinya 4 tahun lalu itu 17 ribuan NT. Subsidi misalnya gua tebak 35 ribu misalnya, gaji siti 17 ribu doang masih ada sisah 18 ribu, kalau dibeliin popok susu lebih dari cukup kalau dimasukin ke pati ya paling ngepas gak ada sisa," kata Faisal Soh.
Ia menduga itu pula yang menjadi pertimbangan ayah Siau Huang menitipkan anaknya pada Siti.
"Kalau di rumah pakai TKI dia bisa tiap hari ketemu anaknya, makanya dia kekeuh tidak masukan ke panti sampai Siti bener mau pulang," kata Faisal Soh.(*)