Gridhot.ID - Suntik darah anak muda ke tubuh orang yang sudah dewasa untuk keperluan kecantikan memang sudah sempat bikin geger sejak lama.
Dikutip Gridhot dari Tribun Manado, suntik darah tersebut disebut sebagai ritual Ambrosia.
Ternyata suntik darah terinspirasi dari makanan mitologis dewa Yunani Kuno yang disebut-sebut bisa memberikan keabadian dan panjang umur.
Penampilan para orang-orang yang disuntik darah diyakini akan terus awet muda seperti dewa-dewi.
Siapa sangka, di era modern ini, praktek kontroversial tersebut sudah dijalani banyak orang.
Salah satunya miliarder yang satu ini.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, seorang pengusaha teknologi, Bryan Johnson (45), melakukan sejumlah ritual mahal dan ekstrem untuk memutar balik usianya menjadi 18 tahun.
Dia bahkan rela menghabiskan uang sebesar 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 29,9 miliar (kurs Rp 14.964 per dollar AS) per tahun untuk membantunya kembali tampil muda.
Diberitakan Insider, Kamis (13/7/2023), melalui program Project Blueprint senilai jutaan dollar AS itu, Johnson menyuntikkan darah sang anak yang berusia remaja ke dalam tubuhnya.
Bukan hanya itu, sosoknya juga diharuskan menjalani ratusan protokol, termasuk konsumsi suplemen serta pengaturan waktu makan malam dan tidur.
Pemilik perusahaan teknologi Blueprint ini pun membagikan detail kesehariannya untuk bisa awet muda dalam konferensi teknologi Majalah Fortune.
Baca Juga: 2 Arti Kedutan di Dagu Kiri dan Kanan, Primbon Jawa Ramal Ada Pertanda Baik soal Karier Anda
Johnson mengaku tidak tergoda untuk menyia-nyiakan tujuan lebih besar dari keberadaan manusia, dibandingkan harus menikmati makanan "tak sehat", seperti pizza atau donat.
"Seumur hidup saya tidak pernah lebih bahagia, lebih puas, atau memiliki kesadaran yang lebih luas," kata Johnson, seperti dikutip Fortune, Rabu (12/7/2023).
"Saya mengasihani versi saya sebelumnya yang berada di roller coaster mencari hit (kepopuleran) berikutnya sepanjang waktu," lanjutnya.
Lantas, apa saja ritual menolak tua ala Bryan Johnson?
Bryan Johnson mengaku memulai hari dengan bangun tidur sekitar pukul 05.00 pagi.
Kemudian, dia pun menghabiskan waktu untuk mengukur komposisi tubuh, termasuk lemak dan massa otot.
Setelah puas mengukur komposisi tubuh, Johnson mengonsumsi smoothie sebelum akhirnya memulai latihan.
Dia juga mengonsumsi 61 pil suplemen, termasuk kreatina, yang berfungsi membantu menyediakan cadangan energi bagi jaringan otot dan saraf.
Lebih lanjut, berikut sejumlah ritual Johnson untuk menolak penuaan:
- Pergi ke gym selama satu jam untuk melakukan latihan kardio dan beban.
- Sarapan dengan hidangan yang disebut sayuran super, yakni konsumsi sekitar 31 kilogram sayuran per tahun.
- Menjalani terapi sinar merah dan ultrasound.
- Mengonsumsi menu "puding kacang" dan 40 suplemen lainnya, termasuk flavonol kakao.
- Makan untuk ketiga kalinya dan terakhir pada pukul 11.00.
- Bekerja dari jam 09.00 hingga jam 18.00, kemudian menghabiskan waktu selama dua setengah jam bersama keluarga, relaksasi, atau melakukan perawatan kulit dan gigi.
- Tidur pada pukul 20.30.
Masih dari Insider, Dokter Mark Hyman (63) turut mengungkapkan telah melakukan berbagai cara untuk mengurangi tanda penuaan biologis.
Dia juga mengaku memiliki kesehatan seperti pria berusia 43 tahun berkat kebiasaan sehat, seperti mengonsumsi smoothie, berolahraga, hingga mengontrol stres.
Kendati saat ini strategi berumur panjang ramai bertebaran, banyak di antaranya yang belum didukung penelitian ilmiah.
Nutrisi yang baik dan olahraga teratur memang dapat membantu mencegah penyakit terkait usia, tetapi hingga saat ini metode penentuan usia biologis masih menimbulkan kontroversi.
Praktik menyuntikkan darah anak tuai kontroversiDi sisi lain, metode penyuntikkan darah sang anak ke tubuh Johnson melalui Project Blueprint sempat memicu pro dan kontra.
Dilansir dari Kompas.com (23/5/2023), Project Blueprint melibatkan proses anti-penuaan kontroversial, termasuk pedoman diet ketat serta jadwal tidur dan olahraga yang kaku.
Program tersebut juga mengharuskan pemeriksaan medis yang terlampau sering, serta saran dari dokter yang dinilai kurang kompeten.
Transfer darah muda untuk menolak tua pun merupakan praktik yang sejauh ini tidak terbukti secara ilmiah, bahkan tidak direkomendasikan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA).
Sebelumnya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tikus yang lebih tua dan berbagi darah serta organ dengan tikus lebih muda, mungkin mengalami efek penuaan balik.
Kendati demikian, penelitian tersebut juga masih kontroversial.
Belum adanya bukti keberhasilan pada manusia membuat para peneliti menyatakan bahwa praktik tersebut dapat memiliki efek samping yang berbahaya, seperti reaksi kekebalan yang kuat.
(*)